Misteri Kematian Mahasiswa UKI: Polisi Belum Temukan Bukti Pengeroyokan
Polisi Jakarta Timur masih menyelidiki kematian mahasiswa UKI, Kenzha Erza Walewangko, dan belum menyimpulkan penyebab kematian tersebut sebagai pengeroyokan, meskipun telah memeriksa puluhan saksi dan melakukan prarekonstruksi.

Kematian Kenzha Erza Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), yang ditemukan tewas di lingkungan kampus pada Selasa (4/3) lalu, masih menjadi misteri. Polisi, khususnya Polres Metro Jakarta Timur, hingga kini belum dapat menyimpulkan apakah kematian tersebut disebabkan oleh pengeroyokan, meskipun telah dilakukan prarekonstruksi dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menyatakan bahwa belum ada bukti yang cukup kuat untuk memastikan penyebab kematian Kenzha. Pernyataan ini disampaikan seusai pelaksanaan prarekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) pada Rabu siang. "Belum ada yang membuat keyakinan kita sebagai penyelidik," ujar Nicolas.
Proses penyelidikan melibatkan pemeriksaan terhadap 39 saksi, termasuk 24 mahasiswa UKI, satu warga sipil, lima petugas keamanan kampus, dan sembilan saksi dari pihak UKI (termasuk rektorat dan rumah sakit). Meskipun demikian, ketidaksesuaian keterangan saksi-saksi menjadi kendala utama dalam penyelidikan.
Kesaksian yang Bertentangan dan Prarekonstruksi
Salah satu tantangan yang dihadapi polisi adalah adanya kesaksian yang saling bertentangan. Beberapa saksi menyatakan korban dipukul, sementara saksi lainnya membantahnya. "Hanya satu saksi yang bilang seperti itu, sudah pendalaman lagi, tapi tidak bisa meyakinkan kita," ungkap Nicolas. Hal ini membuat polisi kesulitan untuk menaikkan status kasus dari penyelidikan ke penyidikan.
Prarekonstruksi yang melibatkan 70 adegan dan berlangsung selama lebih dari tiga jam, juga belum memberikan bukti yang cukup kuat. Meskipun ada saksi yang memperagakan gerakan hendak memukul korban, aksi tersebut tidak sampai terjadi karena dihalangi oleh petugas keamanan. "Tadi kan tidak lihat kita peragakan pada saat dia mau pukul itu, kan tidak sampai dia pegang tangan. Kan sudah difoto itu, kan sudah prarekonstruksi. Sebenarnya sudah terang-benderang sebenarnya itu," tegas Nicolas.
Kehadiran saksi yang tidak lengkap dalam prarekonstruksi juga menjadi kendala. Beberapa saksi, termasuk dari Rumah Sakit UKI dan pihak pelapor dari kampus, tidak dapat hadir dan digantikan oleh saksi lain yang memerankan perannya.
Proses Penyelidikan yang Berlanjut
Polisi berencana memanggil kembali tiga saksi untuk mengklarifikasi keterangan mereka dan melengkapi alat bukti. Saat ini, kasus masih dalam tahap penyelidikan, dan polisi belum memiliki cukup bukti untuk menetapkan tersangka. Proses penyelidikan akan terus berlanjut untuk mengungkap penyebab kematian Kenzha Erza Walewangko.
Proses prarekonstruksi, yang melibatkan sejumlah saksi dan petugas keamanan yang berada di TKP, bertujuan untuk memperkuat alat bukti dan memastikan apakah kejadian tersebut merupakan tindak pidana. Polisi berharap dengan pemeriksaan saksi tambahan dan pengumpulan bukti lebih lanjut, misteri kematian mahasiswa UKI ini segera terungkap.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi keluarga korban. Mereka berharap masyarakat dapat memberikan informasi tambahan yang dapat membantu proses penyelidikan.
Penyelesaian kasus ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Proses penyelidikan yang transparan dan akuntabel sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap penegak hukum.