Keluarga Mahasiswa UKI Tewas Desak Polda Metro Jaya Usut Tuntas Kasus
Keluarga Kenzha Erza Walewangko, mahasiswa UKI yang meninggal, mendatangi Polda Metro Jaya dengan saksi dan bukti baru, mendesak pengungkapan kasus tewasnya Kenzha.

Tragedi tewasnya Kenzha Erza Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), memasuki babak baru. Pihak keluarga, diwakili ayah Kenzha, Happy Walewengko, dan kuasa hukum, Raja Butar Butar, mendatangi Polda Metro Jaya pada Senin, 28 April, untuk menindaklanjuti laporan terkait kematian Kenzha yang dinilai belum jelas penanganannya. Kejadian ini bermula pada Maret 2025, dan laporan awal telah dibuat dengan nomor LP/B/1904/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA. Keluarga berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan keadilan dapat ditegakkan.
Meskipun Polres Metro Jakarta Timur telah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), keluarga tetap melanjutkan upaya hukum ke Polda Metro Jaya. Langkah ini diambil karena keluarga menilai masih banyak kejanggalan dalam kasus kematian Kenzha. Kedatangan mereka ke Polda Metro Jaya kali ini membawa sejumlah bukti dan saksi baru yang diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta penting.
Kehadiran keluarga Kenzha ke Polda Metro Jaya bukan tanpa alasan. Mereka merasa penanganan kasus ini belum tuntas dan masih terdapat banyak pertanyaan yang belum terjawab. Dengan membawa bukti dan saksi baru, keluarga berharap pihak kepolisian dapat melakukan investigasi lebih lanjut dan mengungkap penyebab sebenarnya di balik kematian Kenzha.
Saksi Kunci dan Bukti Baru Diungkap
Raja Butar Butar, kuasa hukum keluarga Kenzha, mengungkapkan bahwa mereka telah menghadirkan dua saksi kunci yang berada di lokasi kejadian. Kedua saksi ini merupakan mahasiswa UKI yang juga menyaksikan peristiwa tersebut. "Polres Metro Jakarta Timur sudah menerbitkan SP3, tapi sebelum itu kami sudah melaporkan di Polda Metro Jaya. Kami membawa dua saksi baru, dua saksi ini saksi kunci yang ada di lokasi juga mahasiswa dari UKI," jelas Raja.
Keputusan menghadirkan saksi kunci ini didasari kekhawatiran akan adanya intimidasi terhadap saksi. Oleh karena itu, keluarga telah mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). "Karena ada relasi kuasa di situ, takut ada intimidasi dari kampus dan lain-lain, sehingga kita kuasa hukum perlu berpikir bahwa perlu untuk dilindungi saksi ini," tambah Raja.
Harapannya, keterangan dari saksi kunci ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa yang menyebabkan kematian Kenzha. Pihak kuasa hukum juga berharap akan muncul saksi lain yang berani bersuara. "Ini saksi baru dua. Kita berharap nanti setelah ada keterangan saksi yang baru ini, akan ada saksi lain. Mungkin sekarang masih takut, kami harap berani untuk bicara (speak up). Harapannya seperti itu ya," ucap Raja.
Selain saksi kunci, keluarga juga menyerahkan sejumlah bukti baru berupa gambar dan video Kenzha saat berada di kamar pemulasaran. "Seperti tampilan gambar dan video korban waktu Kenzha di kamar pemulasaran, waktu dimandikan. Jadi kondisi badan Kenzha setelah dimandikan," kata Happy Walewengko, ayah Kenzha.
Bukti Fisik Menunjukkan Kejanggalan
Gambar dan video yang diserahkan keluarga menunjukkan adanya sejumlah lebam pada tubuh Kenzha. Di antara bukti tersebut, terlihat adanya tanda tapak sol sepatu di pundak kiri, luka robek di kepala kanan, dan beberapa lebam di bagian belakang tubuh. Temuan ini semakin memperkuat dugaan adanya kejanggalan dalam kasus kematian Kenzha.
Bukti-bukti fisik yang ditemukan ini menjadi poin penting dalam upaya pengungkapan kasus. Keluarga berharap bukti-bukti tersebut dapat menjadi petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap penyebab kematian Kenzha dan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Proses hukum pun terus berlanjut dengan harapan agar kebenaran dapat terungkap.
Pihak keluarga berharap Polda Metro Jaya dapat menindaklanjuti laporan dan bukti-bukti baru yang telah diserahkan. Mereka mendesak agar kasus ini diusut secara tuntas dan transparan, sehingga penyebab kematian Kenzha dapat terungkap dan keadilan dapat ditegakkan.
Kasus kematian Kenzha Erza Walewangko ini menyoroti pentingnya perlindungan saksi dan proses investigasi yang transparan dalam kasus kematian yang mencurigakan. Semoga pihak berwajib dapat bekerja secara profesional dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.