Modal Asing Banjiri Pasar Keuangan RI: Rp4,14 Triliun Masuk di Pekan Kedua Mei
Aliran modal asing bersih positif sebesar Rp4,14 triliun tercatat di pasar keuangan Indonesia pada pekan kedua Mei 2025, didorong investasi di pasar saham dan SRBI, meskipun terjadi penarikan modal di pasar SBN.

Bank Indonesia (BI) melaporkan kabar positif terkait aliran modal asing ke Indonesia. Pada pekan kedua Mei 2025, tepatnya periode transaksi 14-15 Mei 2025, tercatat aliran modal asing masuk bersih secara agregat mencapai angka Rp4,14 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia yang masih cukup kuat. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, memaparkan detailnya dalam rilis resmi yang dikeluarkan pada Jumat, 16 Mei 2025.
Rinciannya, modal asing masuk bersih di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan tren yang berbeda. Investasi di pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tercatat positif, masing-masing sebesar Rp4,52 triliun dan Rp1,14 triliun. Namun, terdapat aliran modal asing keluar bersih di pasar SBN yang mencapai Rp1,52 triliun. Meskipun demikian, secara keseluruhan, aliran modal asing masih menunjukkan angka positif.
Tren positif ini perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas. Jika kita melihat data sejak awal tahun hingga 15 Mei 2025, terlihat bahwa modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI cukup signifikan, masing-masing sebesar Rp52,23 triliun dan Rp20,54 triliun. Namun, hal ini diimbangi dengan modal asing masuk bersih di pasar SBN yang mencapai Rp29,10 triliun. Kondisi ini menunjukkan dinamika investasi asing yang kompleks dan perlu dipantau secara berkelanjutan.
Analisis Pasar dan Indikator Ekonomi
Beberapa indikator ekonomi menunjukkan sinyal positif yang mendukung masuknya modal asing. Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun misalnya, tercatat turun dari 88,93 basis point (bps) per 9 Mei 2025 menjadi 83,34 bps per 15 Mei 2025. Penurunan ini mengindikasikan menurunnya persepsi risiko investasi di Indonesia.
Nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Pada Jumat (16/5), rupiah dibuka menguat di level Rp16.450 per dolar AS, dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis (15/5) di level Rp16.510 per dolar AS. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap mata uang rupiah.
Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun juga mengalami penurunan, dari 6,90 persen pada akhir perdagangan Kamis (15/5) menjadi 6,87 persen pada Jumat (16/5) pagi. Penurunan ini dapat mengindikasikan peningkatan permintaan SBN.
Sebaliknya, imbal hasil US Treasury Note 10 tahun justru naik ke level 4,432 persen pada akhir perdagangan Kamis (15/5). Perbedaan ini bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong masuknya modal asing ke pasar SBN Indonesia.
Dampak dan Prospek
Meskipun angka Rp4,14 triliun menunjukkan aliran modal asing yang positif, penting untuk diingat bahwa ini hanya gambaran sebagian kecil dari keseluruhan dinamika investasi. Data ini perlu dianalisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor makro ekonomi lainnya, seperti kondisi global dan kebijakan pemerintah.
Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan aliran modal asing dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan domestik. Penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif agar kepercayaan investor asing tetap terjaga.
Secara keseluruhan, masuknya modal asing ini memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Namun, diperlukan kewaspadaan dan strategi yang tepat untuk memastikan keberlanjutan tren positif ini.
Catatan: Indeks dolar AS (DXY) yang menguat ke level 100,88 pada akhir perdagangan Kamis (15/5) menunjukkan penguatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, termasuk euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam konteks analisis aliran modal asing.