Normalisasi Sungai Wulan: Proyek Rp1,1 Triliun untuk Reduksi Banjir di Jateng
Pemerintah pusat menggelontorkan Rp1,1 triliun untuk normalisasi Sungai Wulan sepanjang 30 kilometer di Jawa Tengah guna mengurangi dampak banjir di Demak, Kudus, dan Jepara, dengan peningkatan kapasitas tampung hingga 1.300 meter kubik per detik.

Banjir tahunan menjadi momok bagi warga di beberapa wilayah Jawa Tengah. Untuk mengantisipasi bencana ini, pemerintah pusat memulai proyek normalisasi Sungai Wulan sepanjang 30 kilometer. Proyek senilai Rp1,1 triliun ini diharapkan mampu mereduksi risiko banjir di Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara.
Proyek Normalisasi Sungai Wulan: Upaya Reduksi Banjir
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, didampingi Pj Bupati Kudus Herda Helmijaya dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Fikri Abdurachman, meninjau langsung proyek normalisasi Sungai Wulan di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus pada Kamis (6/2). Mereka menekankan pentingnya langkah komprehensif dalam mengatasi bencana banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
"Normalisasi dan peninggian tanggul Sungai Wulan ini dikerjakan mulai tahun 2024 hingga tahun 2026. Mudah-mudahan langkah ini mampu mencegah terjadinya banjir," kata Nana Sudjana.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampung sungai dan mengurangi dampak banjir di tiga kabupaten tersebut. Normalisasi meliputi pengerukan sedimentasi, peninggian tanggul, dan perbaikan alur sungai secara menyeluruh. Diharapkan, proyek ini dapat mengurangi area terdampak banjir hingga 303,5 hektare.
Anggaran dan Tahapan Proyek
Proyek normalisasi Sungai Wulan dibagi menjadi tiga paket pekerjaan dengan total anggaran Rp1,1 triliun. Rinciannya, paket 1 (16,95 km) sebesar Rp380,74 miliar, paket 2 (6,9 km) sebesar Rp297,8 miliar, dan paket 3 (6,5 km) sebesar Rp410,67 miliar. Proyek yang saat ini baru mencapai 4 persen progresnya ini membutuhkan dukungan anggaran berkelanjutan hingga tahun depan.
Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurachman, menjelaskan bahwa proyek ini akan meningkatkan daya tampung Sungai Wulan dari 700 meter kubik per detik menjadi 1.300 meter kubik per detik. Peningkatan ini diharapkan mampu menampung debit air yang lebih besar, sehingga mengurangi risiko limpasan air ke pemukiman warga dan areal persawahan.
Penyebab Banjir dan Solusi Jangka Panjang
Gubernur Nana Sudjana juga menyoroti penyebab banjir yang kompleks. Alih fungsi lahan di Pegunungan Kendeng menjadi perkebunan menyebabkan peningkatan sedimentasi di sungai. Hal ini membuat sungai menjadi dangkal dan mengurangi kapasitas tampung air. Oleh karena itu, penanaman pohon di daerah pegunungan menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang untuk mencegah banjir.
"Saat ini kawasan hutan di pegunungan, salah satunya Pegunungan Kendeng yang menjadi penyebab banjir di kawasan Muria mengalami alih fungsi lahan menjadi perkebunan, sehingga ketika curah hujan tinggi membawa sedimentasi yang menimbulkan sungai semakin dangkal," ujar Nana Sudjana.
Dengan demikian, normalisasi Sungai Wulan bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga bagian dari strategi yang lebih luas untuk pengelolaan sumber daya air dan pencegahan bencana banjir di Jawa Tengah.
Kesimpulan
Normalisasi Sungai Wulan merupakan proyek besar yang menjanjikan solusi bagi masalah banjir di Demak, Kudus, dan Jepara. Dengan peningkatan kapasitas tampung sungai dan perbaikan alur sungai, diharapkan proyek ini dapat mengurangi dampak banjir secara signifikan. Namun, keberhasilan proyek ini juga bergantung pada upaya jangka panjang seperti pelestarian hutan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.