NTB Optimalkan Fasilitas Kesehatan Antisipasi Arus Mudik Lebaran 2025
Dinas Kesehatan NTB menyiapkan ratusan fasilitas kesehatan dan layanan darurat 24 jam untuk kelancaran arus mudik Lebaran 2025, dengan fokus pada daerah rawan kecelakaan.

Mataram, 19 Maret 2024 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menghadapi lonjakan pemudik selama Lebaran 2025. Ratusan fasilitas kesehatan, mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit, telah dioptimalkan untuk memastikan kelancaran arus mudik dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri, menyatakan komitmen penuh dalam mendukung kelancaran arus mudik. "Kami lebih kepada memberdayakan fasilitas kesehatan yang kami punya," ujarnya di Mataram, Rabu. Persiapan ini mencakup kesiapan layanan gawat darurat selama 24 jam penuh, memastikan aksesibilitas layanan kesehatan bagi seluruh pemudik.
Dengan total 177 Puskesmas, 252 klinik pratama, dan 43 rumah sakit yang tersebar di seluruh NTB, Dinkes NTB memastikan cakupan layanan kesehatan yang luas. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus kesehatan selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2025. Selain itu, Dinkes NTB juga berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Layanan Kesehatan 24 Jam dan Strategi Antisipasi
Layanan gawat darurat di seluruh fasilitas kesehatan akan beroperasi selama 24 jam penuh selama periode arus mudik Lebaran 2025. Hal ini bertujuan untuk memberikan respons cepat terhadap berbagai kondisi medis darurat yang mungkin terjadi. Selain itu, Dinkes NTB juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan logistik yang memadai untuk mendukung operasional layanan kesehatan tersebut. "Kami sudah siapkan UGD 24 jam, kemudian rangkaian dengan itu menyiapkan sumber daya manusia juga logistik," jelas Fikri.
Dinkes NTB juga telah mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi rawan kecelakaan lalu lintas selama arus mudik. Lombok Timur dan Lombok Tengah menjadi fokus utama karena kepadatan arus kendaraan dan penduduk. Kerja sama dengan pihak kepolisian juga akan ditingkatkan untuk memastikan penanganan cepat dan tepat terhadap korban kecelakaan.
Untuk mengatasi kendala aksesibilitas fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil, Dinkes NTB akan berkoordinasi dengan posko-posko kesehatan yang didirikan oleh kepolisian. Ambulans akan ditempatkan di posko-posko tersebut untuk mempermudah evakuasi pasien ke fasilitas kesehatan terdekat. Strategi ini diharapkan dapat meminimalisir waktu tempuh dan meningkatkan peluang keberhasilan penanganan medis.
Prediksi Puncak Arus Mudik dan Titik Rawan Kecelakaan
Direktur Lalu Lintas Polda NTB memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 27 Maret 2025. Polda NTB telah menetapkan tiga jalur utama sebagai titik rawan kecelakaan, yaitu Jalan Bypass di Lombok Barat, jalur layang Mataram-Kayangan di Lombok Timur, dan jalur Trans Sumbawa di Sumbawa. Antisipasi dini terhadap potensi kecelakaan di jalur-jalur tersebut menjadi prioritas utama.
Dalam rangka mendukung kelancaran arus mudik, Polda NTB akan menggelar Operasi Ketupat Rinjani 2025. Operasi ini mencakup pendirian tiga posko terpadu di lokasi strategis untuk memberikan informasi dan layanan darurat kepada pemudik. Posko-posko tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas komunikasi dan layanan kesehatan dasar.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda NTB, AKBP Leo Dedy Defretes, mengimbau para pemudik untuk selalu mengutamakan keselamatan. "Para pemudik diimbau untuk tetap mengutamakan keselamatan selama perjalanan menuju kampung halaman," pesannya. Imbauan ini menekankan pentingnya berkendara dengan hati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan oleh Dinkes NTB dan Polda NTB, diharapkan arus mudik Lebaran 2025 di NTB dapat berjalan lancar dan aman. Kesiapan fasilitas kesehatan dan koordinasi antar instansi menjadi kunci utama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.