NTT Bergerak Cepat Kendalikan Rabies: Kolaborasi dan Vaksinasi Jadi Kunci
Gubernur NTT mengajak seluruh pihak berkolaborasi dalam pengendalian rabies, menekankan vaksinasi hewan dan edukasi masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan ini.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menyerukan kolaborasi menyeluruh untuk mengatasi merebaknya kasus rabies di provinsi tersebut. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat di Kupang, menekankan urgensi penanganan cepat, tepat, dan terkoordinasi untuk membendung penyebaran penyakit yang mematikan ini. Langkah-langkah pengendalian yang diusulkan mencakup pengawasan ketat pergerakan hewan penular rabies antar wilayah dan percepatan vaksinasi hewan.
Bahaya rabies, menurut Gubernur Melki, tidak bisa dianggap remeh. Penyakit ini telah menyebabkan 26 kematian di NTT pada tahun 2024, sebagian besar karena korban tidak segera mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) setelah digigit hewan yang terinfeksi. Data Dinas Kesehatan Provinsi NTT mencatat 14.985 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) pada tahun yang sama, dengan kasus tertinggi terpusat di Kabupaten Sikka, Flores Timur, Lembata, Ende, dan Ngada. Angka-angka ini menjadi bukti nyata perlunya tindakan cepat dan terpadu.
Gubernur Melki menggarisbawahi pentingnya peran serta masyarakat dalam pengendalian rabies. Ia menyoroti masih rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya gigitan hewan penular rabies dan mendesak peningkatan edukasi publik. Analogi penanganan pandemi COVID-19 digunakan untuk menggambarkan strategi pengendalian rabies, yaitu pembatasan pergerakan hewan penular dan vaksinasi massal sebagai upaya menekan penyebaran penyakit.
Strategi Pengendalian Rabies di NTT
Salah satu strategi kunci yang diusulkan Gubernur Melki adalah kontrol ketat pergerakan hewan pembawa rabies antar wilayah. Hewan-hewan tersebut harus diikat atau dikandangkan untuk mencegah penyebaran virus. Vaksinasi hewan juga menjadi program prioritas, dengan melibatkan kerjasama berbagai pihak, termasuk swasta dan LSM yang bergerak di bidang kesehatan hewan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) pada populasi hewan, sehingga meminimalisir risiko penularan ke manusia.
Selain itu, peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai rabies juga menjadi fokus utama. Edukasi publik yang intensif diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat dan mendorong mereka untuk segera mencari pertolongan medis jika digigit hewan yang dicurigai terinfeksi rabies. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program pengendalian rabies ini.
Kerjasama antar instansi pemerintah, swasta, dan LSM menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Koordinasi yang baik akan memastikan efektivitas program vaksinasi dan edukasi masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan NTT dapat terbebas dari wabah rabies dan tercipta lingkungan yang aman bagi masyarakat dan wisatawan.
Target Bebas Rabies dan Pariwisata NTT
Gubernur Melki mengungkapkan harapannya agar NTT dapat terbebas dari rabies. Hal ini tidak hanya untuk melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk menjaga citra pariwisata NTT. Dengan terkendalinya kasus rabies, diharapkan NTT akan menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Potensi pariwisata NTT yang besar perlu diimbangi dengan upaya menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat dan pengunjung.
"Kita ingin agar masalah rabies ini dapat kita tangani dan menjaga agar nama baik NTT itu nyaman untuk dikunjungi," ungkap Gubernur Melki. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan NTT sebagai provinsi yang bebas dari rabies dan sekaligus meningkatkan daya tarik sektor pariwisata.
Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta harus bersatu padu dalam upaya pengendalian rabies. Dengan langkah-langkah yang terencana dan terkoordinasi, diharapkan NTT dapat segera terbebas dari ancaman penyakit mematikan ini dan mewujudkan pariwisata yang aman dan berkelanjutan.
Data kasus gigitan rabies yang tinggi di beberapa kabupaten di NTT menunjukkan perlunya fokus pada daerah-daerah tersebut. Strategi yang komprehensif, termasuk peningkatan akses terhadap vaksin anti rabies dan edukasi kesehatan masyarakat, harus diprioritaskan di wilayah-wilayah yang terdampak paling parah.