OJK Bali Perkuat Manajemen Risiko 130 BPR melalui Pelatihan
OJK Bali menggelar pelatihan manajemen risiko untuk 130 BPR di Bali guna memperkuat pengelolaan risiko kredit, suku bunga, dan transformasi digital, demi meningkatkan kualitas layanan dan daya saing perbankan daerah.
![OJK Bali Perkuat Manajemen Risiko 130 BPR melalui Pelatihan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220149.161-ojk-bali-perkuat-manajemen-risiko-130-bpr-melalui-pelatihan-1.jpg)
Denpasar, 5 Februari 2024 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menggelar pelatihan manajemen risiko bagi 130 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Pulau Dewata. Langkah ini bertujuan memperkuat tata kelola risiko dan meningkatkan kualitas layanan perbankan di Bali. Pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) perbankan dalam mengelola risiko kredit dan suku bunga.
Penguatan Manajemen Risiko BPR Bali
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali, Ananda R. Mooy, menjelaskan pentingnya pelatihan ini dalam memperkuat pengelolaan risiko kredit dan suku bunga BPR. "Pelatihan manajemen risiko BPR ini sangat penting untuk memperkuat pengelolaan manajemen risiko kredit dan suku bunga BPR," ujar Ananda dalam keterangannya di Denpasar, Rabu.
Pelatihan tersebut menekankan strategi pengelolaan risiko kredit yang komprehensif. Hal ini meliputi analisis kredit yang mendalam, diversifikasi portofolio kredit, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses penilaian risiko. Para peserta juga diajarkan mengenai pentingnya diversifikasi portofolio kredit untuk meminimalisir dampak kerugian jika terjadi kredit macet pada satu sektor tertentu.
Sementara itu, dalam strategi pengelolaan risiko suku bunga, pelatihan mencakup hedging atau lindung nilai suku bunga, penyesuaian portofolio investasi, dan pemantauan berkala terhadap perubahan suku bunga di pasar. Dengan demikian, BPR diharapkan mampu mengantisipasi fluktuasi suku bunga dan menjaga stabilitas keuangan.
Transformasi Digital dan Pengembangan SDM
OJK telah menyusun peta jalan pengembangan BPR di Bali, yang mencakup transformasi digital sebagai salah satu fokus utama. Transformasi digital ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan layanan, dan meningkatkan kepuasan nasabah. Selain itu, OJK juga mendorong peningkatan transparansi, efisiensi, dan kualitas pelayanan BPR.
Pelatihan ini juga mencakup modul yang membahas analisis pola kredit berbasis risiko, pengelolaan bisnis kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Modul lain membahas dampak perubahan suku bunga terhadap margin bunga bersih (NIM) BPR, metode penetapan suku bunga (tetap dan mengambang), dan metode perhitungan suku bunga (flat, efektif, atau anuitas).
Apresiasi dan Dukungan Pengembangan BPR
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo) Bali, I Ketut Komplit, mengapresiasi pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko yang konsisten, prinsip kehati-hatian, dan tata kelola yang baik dalam mitigasi risiko kredit, operasional, likuiditas, dan kepatuhan. "Penerapan manajemen risiko secara konsisten, prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik sangat dibutuhkan dalam memitigasi risiko baik risiko kredit, operasional, likuiditas dan kepatuhan," katanya.
Pelatihan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan usaha BPR di Bali dan meningkatkan daya saing mereka di tengah persaingan yang semakin ketat. Dengan peningkatan kompetensi SDM dan penerapan manajemen risiko yang efektif, diharapkan BPR di Bali dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.