Pakar Sarankan Makanan MBG Habis di Tempat: Cegah Risiko Kesehatan!
Prof. Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar makanan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) langsung dihabiskan untuk mencegah risiko kesehatan akibat penanganan pangan yang tidak tepat.

Jakarta, 21 Februari 2024 - Sebuah imbauan penting disampaikan oleh pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama terkait program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Beliau menyarankan agar makanan dalam program tersebut dihabiskan di tempat dan tidak dibawa pulang. Imbauan ini muncul karena kekhawatiran akan potensi masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan jika makanan tidak ditangani dengan benar setelah dibawa pulang.
Prof. Tjandra menekankan pentingnya antisipasi terhadap risiko yang tidak diinginkan. "Ingat, ini program makanan bergizi, perlu antisipasi agar jangan jadi masalah kemungkinan yang tidak diinginkan dan malah jadi kontraproduktif," ujarnya melalui pesan teks. Beliau menjelaskan bahwa pangan yang dibawa pulang, jika tidak ditangani dengan baik, berpotensi menjadi tidak higienis dan bahkan berisiko menyebabkan keracunan.
Model penanganan sisa makanan di Jepang dijadikan contoh. Di negara tersebut, aturan melarang membawa pulang sisa makanan yang belum habis dikonsumsi diterapkan untuk menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pengawasan ketat dari pihak sekolah dinilai penting untuk memastikan makanan MBG langsung dikonsumsi di tempat.
Keamanan Pangan dalam Program MBG
Prof. Tjandra juga mengingatkan pentingnya penerapan konsep keamanan pangan (food security) yang harus dijaga ketat oleh pengelola MBG. Konsep from farm to plate, mulai dari penyediaan bahan pangan hingga pengelolaan limbah, harus diperhatikan secara menyeluruh. Hal ini untuk memastikan makanan yang diberikan aman dan bergizi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut berperan aktif dalam mengawasi keamanan pangan program MBG. Pengawasan dilakukan mulai dari sarana produksi hingga pengujian produk pangan yang akan disalurkan. BPOM menerapkan mitigasi risiko dan komunikasi risiko keamanan pangan sepanjang proses pemasokan bahan pangan, produksi, hingga konsumsi.
Pengawasan yang ketat ini bertujuan untuk memastikan makanan yang diberikan aman dan bergizi. Pemerintah ingin memberikan manfaat gizi yang optimal, namun juga menghindari risiko kesehatan yang lebih besar akibat konsumsi pangan yang terkontaminasi atau tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Langkah-langkah Pencegahan Risiko Kesehatan
Untuk mencegah risiko kesehatan yang mungkin timbul, beberapa langkah penting perlu diperhatikan. Pertama, pengawasan yang ketat dari pihak sekolah sangat diperlukan untuk memastikan makanan MBG dikonsumsi di tempat. Kedua, pengelola program MBG harus menerapkan standar keamanan pangan yang tinggi, mengikuti prinsip from farm to plate. Ketiga, BPOM perlu terus melakukan pengawasan dan pengujian untuk memastikan kualitas dan keamanan pangan.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan program MBG dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan anak-anak tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Keamanan pangan merupakan hal yang krusial dan tidak boleh diabaikan dalam program ini.
Selain itu, edukasi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya mengonsumsi makanan bergizi dan aman juga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan yang telah ditetapkan.
Kesimpulannya, program MBG harus dijalankan dengan memperhatikan aspek keamanan pangan secara menyeluruh. Kerjasama antara pihak sekolah, pengelola program, dan BPOM sangat penting untuk menjamin keberhasilan program ini dan melindungi kesehatan anak-anak.