Pelajar SD di Tulungagung Meninggal Akibat DBD, Dinkes Lakukan Penyelidikan
Seorang pelajar SD di Tulungagung meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) yang berujung pada dengue shock syndrome (DSS), mendorong Dinas Kesehatan setempat melakukan penyelidikan epidemiologi.

Seorang pelajar sekolah dasar (SD) di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, meninggal dunia akibat dengue shock syndrome (DSS) yang dipicu demam berdarah dengue (DBD). Kejadian ini telah mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna menelusuri penyebaran penyakit dan faktor risikonya. PE ini melibatkan pemeriksaan di rumah sakit, rumah korban, dan sekolahnya.
Dinkes Tulungagung, melalui Koordinator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ), Nurul Kusumaningrum, menjelaskan bahwa korban mengalami demam sejak Senin, 10 Februari 2025, namun hanya dirawat di rumah karena dianggap sakit biasa. Kondisi korban memburuk hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit swasta pada Senin, 17 Februari 2025, dan didiagnosis DBD. Sayangnya, korban meninggal dunia akibat DSS yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinkes Tulungagung mencakup pemeriksaan vektor nyamuk Aedes aegypti dalam radius 100 meter dari rumah dan sekolah korban. Hasilnya, ditemukan jentik nyamuk di beberapa lokasi, termasuk kamar mandi rumah dan pekarangan sekitar. Sebagai respons, Dinkes langsung melakukan pengendalian dengan memberikan abate dan menjadwalkan fogging di lingkungan rumah dan sekolah korban. "Penyelidikan dilakukan di tiga lokasi, yaitu rumah sakit tempat korban dirawat, rumah korban, dan sekolahnya," ungkap Nurul.
Penyelidikan Epidemiologi dan Temuan Jentik Nyamuk
Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinkes Tulungagung bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kasus DBD ini. Tim penyelidik memeriksa riwayat kesehatan korban, kondisi lingkungan tempat tinggal dan sekolahnya, serta keberadaan vektor nyamuk Aedes aegypti. Pemeriksaan lingkungan sekitar rumah dan sekolah korban dilakukan untuk mengidentifikasi potensi sarang nyamuk dan menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Pemeriksaan vektor nyamuk Aedes aegypti menghasilkan temuan jentik nyamuk di beberapa lokasi, menandakan adanya potensi berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD. Temuan ini menegaskan pentingnya upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkelanjutan. Dinkes Tulungagung menekankan pentingnya peran masyarakat dalam PSN untuk mencegah penyebaran DBD.
Langkah-langkah pengendalian yang dilakukan Dinkes Tulungagung meliputi pemberian abate untuk membunuh jentik nyamuk dan penyemprotan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Namun, Dinkes menekankan bahwa fogging bukanlah solusi utama dan hanya merupakan bagian dari strategi pengendalian DBD. PSN tetap menjadi kunci utama dalam pencegahan penyakit ini.
Pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Berdasarkan data Dinkes Tulungagung, tercatat 54 kasus DBD selama Februari 2025, dengan satu kasus kematian. Angka ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang lebih intensif. Nurul Kusumaningrum mengingatkan masyarakat akan pentingnya peran aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Fogging tidak akan efektif tanpa PSN. Pencegahan utama tetap dengan menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak berkembang biak," tegas Nurul. Pernyataan ini menekankan bahwa upaya individu dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan merupakan kunci utama dalam mencegah penyebaran DBD. Masyarakat diimbau untuk secara rutin memeriksa dan membersihkan lingkungan sekitar rumah mereka untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Langkah-langkah PSN yang dapat dilakukan antara lain membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan menguras bak mandi secara rutin. Dengan melakukan PSN secara konsisten, masyarakat dapat berkontribusi dalam menekan angka kasus DBD dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD di Kabupaten Tulungagung.
Kejadian meninggalnya pelajar SD ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat Tulungagung untuk meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam melakukan PSN. Dengan kolaborasi antara Dinkes dan masyarakat, diharapkan kasus DBD dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terjaga.