Peluang Emas Emiten Asuransi Umum di Indonesia: Penetrasi Rendah, Pertumbuhan Tinggi
Analis menyoroti peluang investasi di emiten asuransi umum Indonesia karena penetrasi pasar yang rendah namun pertumbuhan premi yang positif, menjadikan sektor ini menarik bagi investor.

Jakarta, 23 April 2025 - Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, melihat potensi besar bagi emiten asuransi umum di Indonesia. Hal ini didorong oleh penetrasi pasar yang masih rendah, hanya 0,53 persen pada tahun 2024 menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), namun diiringi tren pertumbuhan premi yang positif selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi dan populasi Indonesia menjadi faktor pendukung utama potensi pertumbuhan ini.
Leonardo menjelaskan, "Ini menandakan bahwa peluang dan ruang pertumbuhan ke depan masih terbuka lebar. Seiring dengan ekonomi yang tumbuh, peran asuransi umum semakin kuat dalam pengelolaan risiko." Meskipun penetrasi rendah, pertumbuhan premi yang konsisten menunjukkan daya tarik sektor ini bagi investor. Lebih lanjut, jumlah perusahaan asuransi umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memberikan akses mudah bagi investor untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ini.
Kondisi ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang signifikan di masa mendatang. Dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terus meningkat, kebutuhan akan produk asuransi umum diprediksi akan semakin besar. Oleh karena itu, investasi di sektor ini dinilai memiliki prospek yang menjanjikan, terutama bagi investor yang memiliki strategi jangka panjang.
Prospek Cerah Emiten Asuransi Umum di BEI
Saat ini terdapat 72 perusahaan asuransi umum di Indonesia, dengan beberapa di antaranya telah melantai di BEI. Leonardo berpendapat bahwa emiten asuransi umum yang terdaftar di BEI patut dipantau karena valuasinya relatif lebih rendah dibandingkan emiten jasa keuangan lainnya. Hal ini memberikan peluang investasi yang menarik bagi investor yang mencari valuasi yang lebih murah.
Sebagai contoh, Tugu Insurance (TUGU), anak usaha Pertamina Grup, memiliki rasio price to book value (PBV) 0,3 kali. Artinya, saham TUGU diperdagangkan di bawah nilai bukunya. Meskipun demikian, TUGU mencatatkan pertumbuhan premi bruto konsolidasi yang positif, mencapai Rp8,5 triliun pada tahun 2024, meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan menjanjikan.
Leonardo menyarankan diversifikasi investasi ke asuransi umum yang membagikan dividen dan memiliki valuasi murah seperti TUGU. Strategi ini dinilai dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi investor. Dengan demikian, emiten asuransi umum di BEI menawarkan kombinasi pertumbuhan yang menjanjikan dan valuasi yang menarik.
Kinerja Industri Asuransi Secara Umum
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, melaporkan peningkatan aset industri asuransi sebesar 1,03 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.141,71 triliun pada Februari 2025. Meskipun pendapatan premi asuransi komersil mengalami penurunan 0,94 persen yoy menjadi Rp60,27 triliun pada periode Januari-Februari 2025, Ogi menegaskan bahwa permodalan industri asuransi komersial tetap solid.
Rincian pendapatan premi menunjukkan pertumbuhan premi asuransi jiwa sebesar 5,16 persen yoy menjadi Rp32,35 triliun, sementara premi asuransi umum dan reasuransi mengalami kontraksi 7,17 persen yoy menjadi Rp27,91 triliun. Namun, Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi masih berada di atas ambang batas, masing-masing 466,40 persen dan 317,88 persen, menunjukkan kondisi keuangan yang sehat.
Meskipun terdapat penurunan pendapatan premi asuransi umum, prospek jangka panjang tetap positif mengingat penetrasi pasar yang masih rendah dan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, investasi di sektor asuransi umum masih dianggap menjanjikan.
Secara keseluruhan, pasar asuransi umum di Indonesia menawarkan peluang investasi yang menarik. Meskipun terdapat tantangan, potensi pertumbuhan yang besar dan valuasi yang relatif rendah pada beberapa emiten membuat sektor ini layak dipertimbangkan oleh para investor.