Pemda DIY Tolak WFA Jelang Lebaran 2025, Prioritaskan Pelayanan Publik Optimal
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memutuskan untuk tidak memberlakukan kebijakan work from anywhere (WFA) bagi ASN jelang Lebaran 2025 demi menjaga pelayanan publik yang optimal selama periode puncak kunjungan wisatawan.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara resmi mengumumkan keputusan untuk tidak memberlakukan kebijakan work from anywhere (WFA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungannya menjelang libur cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan prediksi membludaknya jumlah wisatawan dan pemudik yang akan memadati DIY selama periode liburan tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, di Yogyakarta pada Sabtu. Beliau menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan optimal dan maksimal, mengingat DIY diperkirakan akan kedatangan sekitar 6 juta pengunjung selama libur Lebaran. Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh sekretaris daerah kabupaten/kota se-DIY.
Menurut Sekda DIY, cuti bersama dan libur Lebaran yang telah ditetapkan pemerintah pusat dinilai sudah cukup untuk memberikan waktu istirahat bagi para ASN. Dengan tidak memberlakukan WFA, diharapkan pelayanan kepada masyarakat tetap terjaga dengan baik selama periode tersebut. "Prediksinya kurang lebih akan ada 6 juta pengunjung yang masuk ke DIY. Karena itu, kami sebagai tuan rumah tidak boleh WFA. Kami tidak menerapkan itu demi melayani masyarakat," tegas Beny Suharsono.
Menjaga Pelayanan Publik di Tengah Lonjakan Wisatawan
Keputusan Pemda DIY untuk menolak kebijakan WFA mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan. Hal ini mengingat prediksi jumlah wisatawan yang sangat tinggi selama libur Lebaran. Dengan tetap hadirnya ASN di kantor, diharapkan pelayanan publik dapat berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Pemda DIY berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.
Kebijakan WFA yang diterapkan pemerintah pusat, meskipun bertujuan untuk efisiensi anggaran, dinilai kurang tepat diterapkan di DIY pada periode tersebut. Pemda DIY memprioritaskan pelayanan publik yang prima, terutama mengingat potensi peningkatan aktivitas ekonomi selama libur Lebaran. Dengan hadirnya banyak wisatawan, diharapkan perputaran ekonomi di DIY dapat meningkat signifikan.
Lebih lanjut, Sekda DIY berharap momen libur Lebaran ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Diharapkan para wisatawan tidak hanya berwisata, tetapi juga berbelanja dan berlama-lama di DIY, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. "Harapan kami, tamu yang hadir itu juga sekaligus berbelanja di DIY, nanti ekonominya akan berputar dan berkembang. Ketika kami kedatangan tamu yang begitu besar, tamunya datang dan yang punya rumah masak tetap libur, sehingga kami memutuskan untuk tidak mengambil langkah (WFA) itu," jelas Beny Suharsono.
Efisiensi Anggaran vs. Peningkatan Ekonomi
Meskipun pemerintah pusat menerapkan kebijakan WFA untuk mendukung efisiensi anggaran, Pemda DIY melihat potensi peningkatan ekonomi yang signifikan selama libur Lebaran sebagai prioritas utama. Dengan jumlah wisatawan yang diperkirakan mencapai 6 juta orang, potensi peningkatan pendapatan daerah sangat besar. Oleh karena itu, Pemda DIY memutuskan untuk mengutamakan optimalisasi pelayanan publik dan peningkatan ekonomi daerah daripada efisiensi anggaran.
Keputusan ini menunjukkan komitmen Pemda DIY untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memaksimalkan potensi ekonomi daerah. Dengan tetap hadirnya ASN di kantor, diharapkan pelayanan publik tetap berjalan optimal dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian DIY. Pemda DIY optimis bahwa keputusan ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian daerah.
Pemerintah pusat sendiri telah menetapkan kebijakan WFA bagi ASN menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri pada 24-27 Maret 2025. Namun, Pemda DIY melihat konteks lokal yang berbeda dan memutuskan untuk tidak menerapkan kebijakan tersebut.
Dengan tetap mengutamakan pelayanan publik dan potensi peningkatan ekonomi, Pemda DIY berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.
Libur Lebaran 2025 yang berurutan dengan libur Nyepi diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendongkrak perekonomian DIY secara signifikan.
Kesimpulan
Dengan mempertimbangkan prediksi lonjakan wisatawan dan pentingnya pelayanan publik yang optimal, Pemda DIY mengambil keputusan strategis untuk tidak memberlakukan WFA bagi ASN selama periode libur Lebaran 2025. Keputusan ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.