Pemerintah Matangkan Regulasi Perpanjangan HGBT untuk Industri
Pemerintah memastikan perpanjangan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk beberapa industri, namun masih menyempurnakan regulasi sebelum pengumuman resmi.
Jakarta, 22 Januari 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengumumkan bahwa pemerintah tengah mematangkan regulasi untuk melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi sejumlah industri. Pengumuman ini disampaikan seusai rapat terbatas bersama Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta.
Airlangga menjelaskan, detail terkait harga gas akan dibahas lebih lanjut. Pertemuan tersebut difokuskan pada penyempurnaan regulasi yang berkaitan dengan HGBT. Meskipun demikian, ia memastikan perpanjangan kebijakan ini, namun menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut terkait waktu pengumuman resminya.
Senada dengan Menko Airlangga, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang turut hadir dalam rapat tersebut, enggan merinci hasil pertemuan. Ia hanya menyatakan telah tercapai kesepakatan substansial terkait HGBT, tetapi informasi detail masih dirahasiakan sampai waktu yang tepat.
Agus Gumiwang, mengungkapkan optimismenya terhadap hasil kesepakatan yang telah dicapai, dan meyakini dampak positifnya bagi industri terkait.
Rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo tersebut, juga dihadiri oleh Menko Airlangga dan Menperin Agus Gumiwang, khususnya untuk membahas kelanjutan HGBT. Kebijakan HGBT sendiri, yang dimulai sejak tahun 2020 dan berakhir pada Desember 2024, memberikan harga gas bumi yang lebih terjangkau bagi beberapa sektor industri.
HGBT memberikan harga khusus sebesar 6 dolar AS per MMBtu (juta meter kubik British Thermal Unit) kepada tujuh sektor industri. Sektor-sektor tersebut meliputi industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Sebelumnya, Menteri Perindustrian telah menekankan pentingnya ketersediaan pasokan gas bumi yang terjamin dengan harga yang stabil untuk menunjang daya saing industri.
Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) menyatakan, HGBT telah memberikan dampak signifikan dengan menurunkan biaya energi hingga 23-26 persen dari total biaya produksi. Subsidi ini juga memberikan dampak positif berupa investasi baru, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kontribusi pajak. ASAKI berharap pemerintah segera memperpanjang HGBT untuk industri keramik mengingat pentingnya energi untuk produksi keramik.
Kesimpulannya, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan HGBT, namun penyempurnaan regulasi masih terus dilakukan. Keputusan final dan pengumuman resmi akan disampaikan kemudian.