Pemerintah Prioritaskan Repatriasi WNI Terpidana di Luar Negeri
Kementerian Koordinator Bidang Hukum dan HAM menekankan fokus pemerintah pada pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipenjara di luar negeri, terutama mereka yang menghadapi hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Pemerintah Indonesia memprioritaskan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipenjara di luar negeri. Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan. Deputi Bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan, I Nyoman Gede Surya Mataram, dalam sebuah pertemuan pada Rabu lalu, menyatakan bahwa jumlah WNI yang menghadapi hukuman mati dan penjara seumur hidup di luar negeri cukup signifikan.
"Untuk itu, kita tidak hanya melakukan transfer (tahanan ke luar negeri) tetapi juga meminta transfer tahanan (ke dalam negeri)," kata Mataram dalam sebuah pernyataan. Namun, ia juga menekankan pentingnya mempersiapkan dasar hukum dan kriteria yang jelas untuk transfer tahanan ini. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah pemulangan narapidana WNI ke Tanah Air.
Mataram menjelaskan bahwa prioritas akan diberikan kepada WNI yang menjalani hukuman penjara seumur hidup dalam pertimbangan pemulangan. Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri, Dicky Yunus, yang menekankan perlunya kriteria yang jelas dalam mengatur pemulangan WNI dan pembentukan kerangka hukum untuk transfer tahanan.
Repatriasi WNI: Prioritas dan Kerangka Hukum
Langkah pemerintah untuk memulangkan WNI yang dipenjara di luar negeri ini mendapat perhatian serius. Proses repatriasi tersebut membutuhkan persiapan yang matang, termasuk penyusunan dasar hukum yang kuat dan kriteria yang jelas. Hal ini bertujuan agar proses pemulangan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan aturan hukum internasional.
Tidak hanya itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa hak-hak asasi WNI terpidana tetap terjaga selama proses repatriasi. Kerja sama yang erat antar kementerian dan lembaga terkait, serta dengan negara-negara tempat WNI tersebut dipenjara, sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Kriteria yang jelas dan transparan dalam memilih WNI yang akan dipulangkan juga diperlukan untuk menghindari potensi penyalahgunaan wewenang. Prioritas diberikan kepada mereka yang menjalani hukuman seumur hidup, namun kriteria lain juga perlu dipertimbangkan untuk memastikan keadilan dan efektivitas program repatriasi.
Kerja Sama Internasional dan Repatriasi Tahanan Asing
Selain fokus pada repatriasi WNI, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memulangkan tujuh tahanan asing melalui tiga perjanjian praktis dengan Australia, Filipina, dan Prancis pada tahun 2024. Ketujuh tahanan asing tersebut terdiri dari lima warga negara Australia, satu warga negara Filipina, dan satu warga negara Prancis.
Pemulangan tahanan asing ini didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan dan keinginan untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjalin kerja sama internasional yang saling menguntungkan, termasuk dalam hal penegakan hukum dan perlindungan warga negara.
Langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat citra Indonesia di mata internasional sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional. Dengan adanya kerja sama yang baik dengan negara lain, diharapkan proses repatriasi WNI dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Pemerintah terus berupaya untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain dalam rangka memfasilitasi pemulangan WNI yang dipenjara di luar negeri. Komitmen ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap nasib WNI di manapun mereka berada.
Kesimpulan
Repatriasi WNI yang dipenjara di luar negeri menjadi prioritas pemerintah. Proses ini membutuhkan kerja sama antar kementerian, dasar hukum yang kuat, dan kriteria yang jelas. Pemerintah juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama internasional dalam rangka memfasilitasi pemulangan WNI dan menjaga hubungan baik dengan negara lain. Pemulangan ini didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan dan hukum.