Pemkab Bojonegoro Dorong Pertanian Padi Organik, Targetkan Kesejahteraan Petani Meningkat
Pemkab Bojonegoro berkomitmen mengembangkan pertanian padi organik dengan konsumsi beras organik untuk pegawai DKPP, bertujuan tingkatkan kesejahteraan petani.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pertanian padi organik di wilayahnya. Langkah awal yang diambil adalah dengan menggalakkan konsumsi beras organik di kalangan pegawai Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Program ini diharapkan menjadi pemicu bagi pengembangan budidaya padi organik yang lebih luas serta meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menyampaikan dukungan penuh Pemkab terhadap pengembangan beras organik, salah satunya dengan menginstruksikan seluruh karyawan DKPP untuk menjadikan beras organik sebagai menu utama keluarga.
Saat menghadiri panen padi organik di Desa Sukowati, Bojonegoro, Wahono menyampaikan apresiasinya terhadap pertanian organik di Desa Sambiroto yang merupakan hasil Program Pengembangan Masyarakat (PPM) Integrated Farming System binaan PT Pertamina EP Sukowati Field. Menurutnya, pertanian organik memiliki peran penting dalam memperbaiki ekosistem tanah, mengembalikan kesuburan, dan meningkatkan keanekaragaman hayati di sawah. Keberhasilan panen padi organik ini menjadi bukti nyata potensi besar yang dimiliki sektor pertanian organik di Bojonegoro.
Jenis tanah di Bojonegoro yang didominasi oleh gromosol atau vertisol, menurut Wahono, sebenarnya sangat subur. Hanya saja, tanah ini memerlukan perlakuan khusus dengan pupuk organik dan pengolahan lahan yang tepat. Ia juga merasa bangga atas keberhasilan panen padi organik dengan produktivitas mencapai 6,5 ton per hektare. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata padi konvensional di Bojonegoro yang hanya mencapai 5,8 ton per hektare.
Keunggulan Ekonomi Pertanian Organik
Budidaya padi organik terbukti mampu menekan biaya produksi hingga Rp2,5 juta per hektare. Keuntungan ini akan semakin berlipat ganda jika petani menanam jenis padi khusus organik seperti mentik susu, mentik wangi, pandan wangi, dan rojo lele. Jenis padi ini memiliki harga jual yang lebih tinggi di pasaran.
Bupati Wahono menjelaskan keuntungan ekonomi dari pertanian organik sangat menjanjikan. Harga beras organik saat ini mencapai Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Bahkan, harga tersebut berpotensi lebih tinggi lagi di pasar modern dan jauh melampaui harga beras non-organik.
Dengan potensi keuntungan yang lebih besar, Pemkab Bojonegoro semakin yakin untuk terus mendorong pengembangan pertanian padi organik. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Dukungan Pemerintah Desa dan Petani
Kepala Desa Sambiroto, Gunawan, menyampaikan rasa syukur atas panen padi organik yang kedua ini. Ia juga berterima kasih atas harga padi organik yang baik dan ketersediaan pupuk yang memadai. Gunawan berharap masyarakat Desa Sambiroto semakin sejahtera dengan terus mengembangkan pertanian padi organik.
Keberhasilan panen padi organik di Desa Sambiroto menjadi motivasi bagi petani lain di Bojonegoro untuk beralih ke metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan menguntungkan ini. Dukungan dari pemerintah daerah dan ketersediaan sumber daya yang memadai menjadi faktor penting dalam keberhasilan pengembangan pertanian organik di Bojonegoro.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus berupaya untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani. Tujuannya agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengembangkan pertanian padi organik secara berkelanjutan. Dengan sinergi antara pemerintah, petani, dan pihak terkait, diharapkan Bojonegoro dapat menjadi sentra pertanian organik yang maju dan berdaya saing.
Pengembangan pertanian padi organik di Bojonegoro bukan hanya tentang peningkatan produksi dan keuntungan ekonomi. Lebih dari itu, ini adalah upaya untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan menyehatkan bagi masyarakat. Dengan mengonsumsi beras organik, masyarakat juga turut mendukung upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup.