Pemkot Bandung Prioritaskan Penanganan Sampah Hingga Juni 2025
Pemkot Bandung fokus menangani timbulan sampah baru yang meningkat di beberapa titik kota hingga Juni 2025, sementara edukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah dikurangi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, tengah fokus menangani peningkatan timbulan sampah di sejumlah titik kota hingga Juni 2025. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah untuk sementara dikurangi untuk memprioritaskan penanganan langsung di lapangan. Hal ini disampaikannya di Bandung pada Jumat lalu. Pemkot Bandung berupaya mengatasi masalah sampah yang semakin menggunung di beberapa wilayah.
Dari total 1.597 RW di Kota Bandung, baru 412 RW yang ditetapkan sebagai Kawasan Bebas Sampah (KBS). KBS merupakan kawasan yang mampu mengelola minimal 30 persen sampah yang dihasilkan. Artinya, masih banyak wilayah yang belum mampu mengelola sampah secara mandiri. Pemkot Bandung menyadari pentingnya penanganan segera untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.
Meskipun ada upaya untuk mengurangi produksi sampah, namun timbulan sampah masih belum bisa dikurangi secara signifikan. Akumulasi sampah yang belum tertangani secara optimal menimbulkan masalah serius di beberapa kawasan, seperti Gedebage, Caringin, Ciwastra, dan Gunung Batu. Tumpukan sampah di beberapa lokasi tersebut merupakan akumulasi masalah yang belum terselesaikan sejak tahun lalu.
Penanganan Sampah di Kota Bandung: Fokus pada Timbulan Sampah Baru
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menjelaskan bahwa tumpukan sampah di Gedebage telah terjadi sejak Desember lalu, di Caringin sejak Juli 2024, dan di Ciwastra juga sejak tahun lalu. Masalah ini menjadi tantangan serius bagi Pemkot Bandung dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kota.
Setiap harinya, Kota Bandung memproduksi sekitar 172 truk sampah, tetapi hanya 140 truk yang dapat dibuang ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sarimukti. Sisanya, sekitar 32 truk sampah per hari, menjadi beban tambahan yang harus dikelola dengan berbagai upaya. Pemkot Bandung berupaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini secara efektif dan efisien.
Pemkot Bandung menargetkan Juni 2025 sebagai titik balik dalam penanganan sampah. Setelah Juni, Pemkot berencana untuk kembali mengintensifkan edukasi dan ekspansi KBS pada semester kedua tahun ini. Strategi ini diharapkan mampu mengurangi timbulan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
"Fokus kami penanganan timbulan sampah baru. Jadi edukasi terhadap masyarakat sedang berkurang, tidak seintens dulu," ujar Farhan. "Kami sedang mengatur supaya ada pengurangan produksi sampah. Tetapi timbulan sampah belum bisa dikurangi," tambahnya.
Strategi Pemkot Bandung Mengatasi Timbulan Sampah
- Prioritas penanganan timbulan sampah baru hingga Juni 2025.
- Pengurangan sementara intensitas edukasi kepada masyarakat.
- Peningkatan jumlah Kawasan Bebas Sampah (KBS).
- Upaya pengurangan produksi sampah.
- Penanganan 32 truk sampah yang belum terbuang ke TPA Sarimukti setiap harinya.
- Intensifikasi edukasi dan ekspansi KBS pada semester kedua tahun 2025.
Pemkot Bandung berupaya keras mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks. Dengan strategi yang terfokus dan terencana, diharapkan masalah sampah di Kota Bandung dapat teratasi dengan baik.