Penurunan Sampah di TPA Sarimukti Selama Ramadhan-Lebaran 2025
Pemprov Jabar laporkan penurunan sampah dari Bandung Raya yang dibuang ke TPA Sarimukti selama Ramadhan dan Lebaran 2025, berkat komitmen bersama dalam pengelolaan sampah.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melaporkan penurunan jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Sarimukti selama periode Ramadhan dan Lebaran 2025. Penurunan ini terjadi di wilayah Bandung Raya, meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, berbagai upaya pengendalian sampah telah berhasil menekan volume sampah yang masuk ke Sarimukti.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, memaparkan bahwa total ritasi aktual sampah yang masuk ke Sarimukti selama Ramadhan 2025 mencapai 8.139 rit, setara dengan 6.789 ritasi konversi 12 meter kubik. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut merupakan hasil dari komitmen bersama antara Pemprov Jabar dan pemerintah daerah di Bandung Raya untuk mengendalikan jumlah sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti.
Penurunan volume sampah ini juga berdampak pada penurunan tonase sampah yang masuk ke TPPAS Sarimukti. Total tonase sampah yang masuk selama Ramadhan 2025 mencapai 38.270 ton, lebih rendah dibandingkan tahun 2024. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi pengelolaan sampah yang diterapkan di wilayah Bandung Raya.
Rincian Sampah dari Masing-masing Daerah
Rincian sampah dari masing-masing daerah di Bandung Raya menunjukkan kontribusi terbesar berasal dari Kota Bandung, yaitu 5.118 ritasi aktual (67,59 persen) atau setara dengan 25.876 ton dan 55.055,32 meter kubik. Kabupaten Bandung berkontribusi 1.229 ritasi aktual (16,45 persen) atau 6.302 ton dan 13.408,51 meter kubik. Sementara itu, Kabupaten Bandung Barat menyumbang 931 ritasi aktual (8,21 persen) atau 3.133 ton dan 6.665,96 meter kubik, dan Kota Cimahi 861 ritasi aktual (7,74 persen) atau 2.967 ton dan 6.312,77 meter kubik.
Pencapaian ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Upaya-upaya edukasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dinilai efektif dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Kerjasama antar pemerintah daerah juga berperan penting dalam keberhasilan ini.
Lebih lanjut, Ai Saadiyah menjelaskan bahwa total kubikasi sampah yang masuk ke Sarimukti selama Ramadhan 2025 mencapai 81.442,55 meter kubik. Dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah tonase sampah mengalami penurunan 18,54 persen atau 8.707 ton, dari 46.977 ton di tahun 2024 menjadi 38.270 ton pada tahun 2025. Ini menunjukkan keberhasilan upaya pengelolaan sampah di wilayah Bandung Raya.
Pengendalian Ritasi Sampah
Untuk mengendalikan jumlah sampah yang masuk ke TPPAS Sarimukti, Pemprov Jabar membatasi ritasi sampah dari empat daerah di Bandung Raya sebanyak 214 ritasi per hari. Pembatasan ini didominasi oleh Kota Bandung dengan alokasi 140 ritasi per hari, ditambah 2 ritasi per hari untuk sampah dari Pasar Caringin dan tambahan 5 ritasi pada bulan Februari 2025. Kota Cimahi dialokasikan 17 ritasi, Kabupaten Bandung 40 ritasi, dan Kabupaten Bandung Barat 17 ritasi per hari.
Dengan adanya pembatasan ritasi ini, diharapkan jumlah sampah yang masuk ke TPA Sarimukti dapat terus terkendali. Hal ini juga akan membantu memperpanjang usia pakai TPA Sarimukti dan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah.
Keberhasilan penurunan sampah selama Ramadhan dan Lebaran 2025 di TPA Sarimukti menunjukkan pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama dalam pengelolaan sampah. Dengan adanya kerjasama yang baik antara Pemprov Jabar dan pemerintah daerah di Bandung Raya, diharapkan pengelolaan sampah di Jawa Barat dapat terus ditingkatkan.
Ke depan, upaya-upaya untuk mengurangi sampah akan terus ditingkatkan, termasuk melalui program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta peningkatan kapasitas infrastruktur pengelolaan sampah. Hal ini penting untuk menjaga keberlangsungan lingkungan dan kesehatan masyarakat.