Prioritas Farhan: Atasi Darurat Sampah Bandung dalam 100 Hari
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memprioritaskan penanggulangan masalah sampah dalam 100 hari kepemimpinannya, menargetkan pengurangan signifikan dan perubahan budaya pengelolaan sampah.

Wali Kota Bandung yang baru dilantik, Muhammad Farhan, telah menetapkan fokus utama pemerintahannya selama 100 hari ke depan: mengatasi krisis sampah yang melanda Kota Bandung. Pelantikan tersebut dilakukan di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis, 20 Februari. Farhan menyatakan, "Nomor satu sampah dahulu karena sampah merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari." Pernyataan ini menekankan urgensi masalah sampah yang telah menjadi perhatian utama bagi warga Bandung.
Masalah sampah di Bandung bukan hanya masalah kebersihan, tetapi juga ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Ketidakmampuan dalam mengelola sampah telah mengakibatkan penumpukan yang signifikan, bahkan menyebabkan kondisi darurat banjir sampah. Oleh karena itu, langkah cepat dan terukur sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Farhan menyadari bahwa perubahan budaya masyarakat dalam mengelola sampah merupakan kunci keberhasilan program ini.
Program penanggulangan sampah yang dicanangkan Farhan meliputi tiga tahap utama: pemusnahan, pengolahan, dan pemilahan. Tahap pemusnahan menjadi prioritas utama mengingat kondisi darurat yang dihadapi Bandung saat ini. "Karena masa darurat sekarang adalah pemberantasan dahulu, pemberantasan sampah, dimusnahkan dahulu semua sampah karena sekarang Bandung banjir sampah," ungkap Farhan. Setelah tahap pemusnahan, tahap pengolahan sampah akan dilakukan, dan tahap akhir adalah edukasi pemilahan sampah yang akan digencarkan pada akhir tahun.
Strategi Menuju Bandung Bebas Sampah
Saat ini, dari 1.560 RW di Bandung, baru sekitar 400 RW yang berstatus bebas sampah. Target yang telah ditetapkan Farhan cukup ambisius. Ia menargetkan pada akhir Juni 2025, jumlah RW bebas sampah akan mencapai 500, meningkat menjadi 1.000 RW pada akhir tahun 2025. Puncaknya, pada tahun 2026, seluruh kawasan di Bandung diharapkan telah bebas sampah. "Pada tahun 2026 sudah 1.500 semua kawasan bebas sampah," tegas Farhan.
Untuk mencapai target tersebut, Farhan menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang langsung dan efektif. "Sampah yang dihasilkan hari ini harus diselesaikan pada hari yang sama," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk mencegah penumpukan sampah sejak dini. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah bukan hanya pemerintah, tetapi juga seluruh warga Bandung, termasuk dirinya sendiri sebagai Wali Kota. "Karena mau wali kota sampai tukang becak semua produksi sampah," pungkas Farhan.
Langkah-langkah yang diambil oleh Farhan ini menunjukkan keseriusan pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan sampah. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif seluruh warga Bandung dalam mengubah budaya pengelolaan sampah. Edukasi dan sosialisasi yang efektif menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Presiden Prabowo Subianto melantik secara serentak 961 kepala daerah/wakil kepala daerah hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis. Pelantikan ini menandai dimulainya masa kepemimpinan baru bagi para kepala daerah terpilih, termasuk Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang siap menghadapi tantangan besar dalam memimpin Kota Bandung.
Tantangan dan Harapan
Program pengelolaan sampah yang dicanangkan Farhan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Perubahan budaya masyarakat memerlukan waktu dan proses yang panjang. Selain itu, dibutuhkan juga dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri. Namun, dengan komitmen dan strategi yang tepat, diharapkan program ini dapat berhasil dan Kota Bandung dapat terbebas dari masalah sampah.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat Bandung. Udara yang lebih bersih, lingkungan yang lebih sehat, dan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik menjadi harapan yang ingin dicapai. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini, dan peran pemerintah dalam memberikan edukasi dan fasilitas yang memadai juga sangat penting.
Dengan target yang ambisius dan strategi yang terukur, diharapkan kepemimpinan Farhan dapat membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung. Keberhasilan ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi masalah sampah yang serupa.