Pemkot Batam Cari Solusi Alternatif Atasi Masalah Sampah dan Drainase
Menghadapi kendala anggaran, Pemkot Batam berupaya mengatasi masalah sampah dan drainase dengan berbagai langkah alternatif, termasuk koordinasi kementerian, kerjasama swasta, dan optimalisasi potensi lokal.

Batam, 17 Februari 2024 - Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kepulauan Riau, tengah berupaya keras mencari solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan sampah dan drainase yang semakin kompleks. Langkah ini diambil sebagai respon atas kebijakan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menjelaskan bahwa koordinasi dengan kementerian terkait menjadi salah satu strategi utama. "Misalnya soal drainase, kami butuh dukungan dari Kementerian Infrastruktur," ujarnya dalam keterangan pers di Batam, Senin lalu.
Kerjasama Swasta dan Optimalisasi Potensi Lokal
Pemkot Batam juga gencar mengajak pelaku usaha di Batam untuk berkontribusi aktif melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) perusahaan. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban APBD dalam penanganan masalah sampah dan drainase. Selain itu, penyesuaian APBD Perubahan juga menjadi bagian dari strategi Pemkot Batam.
"Kemudian mengoptimalkan potensi lokal, saya kira pelaku usaha dapat diajak bersama-sama untuk membantu soal ini," tambah Amsakar. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan solusi berkelanjutan.
Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Pemkot Batam menegaskan komitmennya dalam penanganan sampah secara optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penambahan alat berat dan armada angkutan sampah. "Tapi syukur, alhamdulillah beberapa kendaraan itu sudah diperbaharui, sudah dipersiapkan. Tinggal kalau dirasakan belum lengkap, kami akan upayakan itu (melengkapi)," kata Amsakar.
Langkah konkrit lainnya terlihat dari upaya pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur. Mereka berupaya meningkatkan pengelolaan sampah dengan menambah alat berat dan memperbaiki sistem pengelolaan. Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Punggur, Nofrizal.
Tantangan Pengelolaan Sampah di TPA Punggur
Nofrizal menjelaskan bahwa tambahan satu unit buldoser baru sangat membantu operasional TPA Punggur. "Kedatangan buldoser baru ini sangat membantu operasional TPA, karena selama ini kendala utama kami memang ada di alat berat sebagai tulang punggung pengelolaan sampah di sini," jelasnya. TPA Punggur setiap harinya menerima sekitar 1.300 ton sampah, sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Batam.
Tantangan pengelolaan sampah di Batam tidak hanya pada keterbatasan anggaran, tetapi juga pada volume sampah yang terus meningkat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat krusial untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Kesimpulan
Pemkot Batam menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengatasi masalah sampah dan drainase. Dengan menggabungkan strategi alternatif seperti koordinasi antar kementerian, kerjasama dengan sektor swasta, optimalisasi potensi lokal, dan peningkatan infrastruktur, diharapkan permasalahan ini dapat teratasi secara efektif dan efisien, meskipun dengan adanya kendala anggaran.