Pemkot Mataram Imbau Konsumen Cerdas, Antisipasi Lonjakan Harga Jelang Ramadhan
Pemerintah Kota Mataram mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dan tidak panik membeli bahan pokok secara berlebihan menjelang Ramadhan, guna mencegah kenaikan harga.

Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dan tidak panik menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan 1446 Hijriah/2025. Imbauan ini disampaikan menyusul adanya peningkatan permintaan yang berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar.
"Kepanikan masyarakat membeli kebutuhan pokok secara berlebih justru bisa memicu kenaikan harga," kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Sri Wahyunida, di Mataram, Kamis (6/3). Sri Wahyunida menjelaskan bahwa kenaikan harga yang terjadi murni akibat peningkatan permintaan sesuai dengan hukum ekonomi dasar, yaitu semakin tinggi permintaan, maka harga akan naik.
Meskipun demikian, Pemkot Mataram memastikan ketersediaan stok bahan pokok di Kota Mataram masih aman hingga Idul Fitri. Beras, gula, minyak, daging ayam, daging sapi, telur, bawang, dan cabai masih tersedia di pasaran. Hanya saja, stok cabai mengalami penurunan, dari biasanya 2 ton per minggu menjadi 700 kilogram per minggu.
Kenaikan Harga dan Stok Bahan Pokok
Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. Harga ayam broiler naik dari Rp32.000-Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram. Telur ayam juga mengalami kenaikan harga, dari Rp48.000-Rp50.000 per tray (30 butir) menjadi Rp60.000-Rp62.000 per tray. Kenaikan harga ayam broiler dipicu oleh keterbatasan DOC (Day Old Chick) atau bibit anak ayam.
Meskipun demikian, Sri Wahyunida menekankan pentingnya masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. "Karena itulah, masyarakat harus jadi konsumen cerdas dengan berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak panik," tegasnya. Pemkot Mataram berupaya untuk menstabilkan harga melalui berbagai program.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggelar operasi pasar murah keliling melalui program Kolaborasi Operasi Pasar Keliling (Kopling). Program ini dilaksanakan di enam kecamatan di Kota Mataram sejak Senin (3/3) hingga Rabu (26/3).
Operasi Pasar Murah Kopling: Solusi Harga Terjangkau
Program Kopling merupakan kerjasama antara Disdag Kota Mataram, Bulog, dan Bank Indonesia (BI). Petani binaan dari BI turut berpartisipasi dalam program ini, menjual cabai, bawang, tomat, telur, dan komoditas lainnya dengan harga lebih murah daripada harga pasar.
Sebagai contoh, cabai rawit lokal yang di pasaran dijual dengan harga Rp150.000-Rp160.000 per kilogram, dijual dalam kemasan 250 gram seharga Rp90.000 per kilogram di Kopling. Cabai merah besar dijual Rp60.000 per kilogram di pasar, namun dijual dengan harga Rp15.000 per 250 gram di Kopling. Bawang dijual Rp30.000 per kilogram (harga pasar Rp38.000), dan tomat dijual Rp10.000 per kilogram (harga pasar Rp12.000).
Telur dijual dengan harga Rp50.000 per tray (30 butir) di Kopling, lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp60.000 per tray. Pembayaran melalui QRIS memberikan potongan harga tambahan sebesar Rp10.000. Bulog juga turut berpartisipasi dengan menjual beras premium di bawah harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp14.400 per kilogram (HET Rp14.900), dan gula seharga Rp17.500 per kilogram.
Pemkot Mataram berharap program Kopling dapat meringankan beban masyarakat dan menekan inflasi selama bulan Ramadhan. Dengan menjadi konsumen yang cerdas dan memanfaatkan program-program pemerintah, diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang terjangkau.