Pemkot Pontianak Tingkatkan Standar Perpustakaan: 100 Petugas Ikuti Lokakarya
Pemerintah Kota Pontianak menggelar lokakarya untuk 100 petugas perpustakaan guna meningkatkan standarisasi dan akreditasi perpustakaan di sekolah, kelurahan, dan rumah ibadah, sejalan dengan program Perpustakaan Nasional 2025-2029.
![Pemkot Pontianak Tingkatkan Standar Perpustakaan: 100 Petugas Ikuti Lokakarya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/140432.715-pemkot-pontianak-tingkatkan-standar-perpustakaan-100-petugas-ikuti-lokakarya-1.jpg)
Pontianak, Kalimantan Barat - Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan aksesibilitas informasi bagi masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar lokakarya peningkatan standarisasi perpustakaan. Sebanyak 100 petugas perpustakaan dari sekolah, kelurahan, dan rumah ibadah dilibatkan dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan SDM Kota Pontianak, Rusdalita, menjelaskan bahwa lokakarya ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Pontianak untuk mendorong standarisasi dan akreditasi perpustakaan di wilayahnya. "Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di Kota Pontianak," ujarnya di Pontianak, Rabu (12/2).
Peningkatan Kapasitas Petugas Perpustakaan
Rusdalita menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan keterampilan petugas perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, tetapi juga pusat informasi, edukasi, dan peningkatan wawasan masyarakat. Petugas yang terampil dan berpengetahuan luas sangat penting untuk memberikan layanan yang berkualitas.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak, Rendrayani. Ia menjelaskan bahwa lokakarya ini fokus pada literasi dan standarisasi perpustakaan, sejalan dengan tiga program prioritas Perpustakaan Nasional 2025-2029. Program tersebut meliputi penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, dan standarisasi serta akreditasi perpustakaan.
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Rendrayani menambahkan bahwa penguatan budaya membaca membutuhkan bahan bacaan yang variatif dan berkualitas, serta perpustakaan yang memenuhi standar nasional. "Membaca bukan hanya memahami teks, tetapi juga meningkatkan kecakapan literasi, wawasan, dan kemampuan berpikir kritis," katanya. Perpustakaan juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi agar tetap relevan.
Salah satu materi utama dalam lokakarya ini adalah transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Pendekatan ini menjadikan perpustakaan sebagai ruang terbuka bagi masyarakat untuk belajar dan berinovasi. Materi lainnya meliputi pengelolaan bahan perpustakaan, akreditasi perpustakaan, dan pengenalan sistem manajemen perpustakaan berbasis web (INLISLite).
Harapan Pemkot Pontianak
Dengan mengikuti lokakarya ini, diharapkan para peserta dapat mengelola perpustakaan secara efektif dan efisien. Pemkot Pontianak berharap perpustakaan di sekolah, kelurahan, dan rumah ibadah dapat lebih maksimal dalam mencerdaskan masyarakat dengan koleksi yang memadai dan pengelolaan yang sesuai standar. Kegiatan ini menunjukkan komitmen Pemkot Pontianak dalam memajukan literasi dan akses informasi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Lokakarya ini juga memberikan kesempatan bagi para petugas perpustakaan untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan, sehingga dapat saling mendukung dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan secara bersama-sama. Dengan demikian, diharapkan perpustakaan di Kota Pontianak dapat menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan diri yang lebih baik bagi masyarakat.
Ke depannya, Pemkot Pontianak berencana untuk terus melakukan pembinaan dan pelatihan bagi petugas perpustakaan untuk memastikan perpustakaan di Kota Pontianak terus berkembang dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Upaya ini sejalan dengan visi Pemkot Pontianak untuk menciptakan kota yang cerdas dan berbudaya.