Pemkot Sukabumi Kerahkan 19 Penyuluh Awasi Peredaran Pupuk dan Pestisida
Pemerintah Kota Sukabumi kerahkan 19 penyuluh pertanian untuk mengawasi peredaran pupuk dan pestisida demi menjaga produksi pangan dan non-pangan agar tetap berkelanjutan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, Jawa Barat, mengambil langkah proaktif dalam menjaga keberlanjutan sektor pertaniannya. Sebanyak 19 penyuluh pertanian dikerahkan untuk mengawasi peredaran pupuk dan pestisida di tujuh kecamatan. Langkah ini diklaim sebagai upaya untuk memastikan produksi pangan dan non-pangan tetap terjaga.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi, M. Hasan Asari, pada Senin, 24 Februari 2024. Ia menjelaskan bahwa dari 19 penyuluh tersebut, delapan orang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sebelas lainnya merupakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dengan jumlah tersebut, setiap kecamatan akan memiliki dua hingga tiga penyuluh yang bertugas mengawasi peredaran dan penggunaan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi, serta pestisida.
Pengawasan ini dinilai krusial mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar. "Pengawasan terhadap pupuk dan pestisida menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian, khususnya. Bahwa pangan adalah kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan," tegas Hasan Asari. Ketersediaan pupuk dan pestisida yang berkualitas dan terjamin pasokannya menjadi kunci peningkatan produktivitas pertanian.
Tugas dan Peran Penyuluh Pertanian
Para penyuluh pertanian di Kota Sukabumi memiliki peran yang cukup luas. Mereka tidak hanya mengawasi peredaran pupuk dan pestisida, tetapi juga memberikan edukasi kepada petani tentang penggunaan yang tepat guna meningkatkan hasil produksi. Pendampingan pembelian pupuk bersubsidi juga menjadi bagian dari tugas mereka, termasuk mengawasi distribusi untuk mencegah penyelewengan.
Selain itu, penyuluh juga memberikan edukasi tentang takaran dan dosis pupuk serta pestisida yang tepat. Hal ini penting untuk menghindari dampak negatif penggunaan yang berlebihan atau salah. Dengan demikian, peran penyuluh sangat vital dalam menjaga keberhasilan produksi pertanian dan ketahanan pangan Kota Sukabumi.
Pemkot Sukabumi berharap dengan pengawasan yang ketat ini, petani akan terlindungi dari potensi penyimpangan distribusi pupuk dan pestisida, serta dari dampak negatif penggunaan yang tidak tepat. Kualitas dan kuantitas hasil pertanian diharapkan meningkat berkat peran aktif para penyuluh.
Luas Lahan Pertanian dan Produktivitas
Meskipun luas lahan pertanian di Kota Sukabumi relatif kecil, hanya sekitar 1.295 hektare, produktivitasnya cukup tinggi. Sebagai contoh, produktivitas padi mencapai 6,5 ton gabah kering giling per hektare, salah satu yang tertinggi di Jawa Barat. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor pertanian Kota Sukabumi yang perlu terus dijaga dan ditingkatkan.
Keberhasilan ini tak lepas dari peran penyuluh pertanian yang aktif memberikan pendampingan dan edukasi kepada petani. Dengan pengawasan yang lebih ketat terhadap peredaran pupuk dan pestisida, diharapkan produktivitas pertanian Kota Sukabumi dapat terus meningkat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Ke depan, Pemkot Sukabumi akan terus mendukung dan meningkatkan kapasitas para penyuluh pertanian agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan optimal. Hal ini termasuk memberikan pelatihan dan pembekalan pengetahuan terbaru terkait pertanian berkelanjutan.
Dengan komitmen dan kerja keras semua pihak, diharapkan sektor pertanian Kota Sukabumi dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat.