Pemkot Surabaya Pacu Birokrasi Digital, Hemat Rp7,2 Miliar per Tahun Lewat SiJaka
Aplikasi SiJaka di Surabaya percepat birokrasi digital, targetkan sistem zero paper dan hemat anggaran hingga Rp7,2 miliar per tahun untuk ATK.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berlomba-lomba mewujudkan birokrasi digital yang efisien. Melalui aplikasi Sistem Informasi Pertanggungjawaban Keuangan dan Arsip (SiJaka), Pemkot Surabaya berupaya memangkas penggunaan kertas dan memangkas biaya operasional. Inisiatif ini diharapkan mampu menghemat anggaran hingga miliaran rupiah per tahun dan mendukung sistem pemerintahan zero paper.
Sistem SiJaka, yang diluncurkan oleh Pemkot Surabaya, dirancang untuk mengotomatiskan berbagai proses administrasi dan keuangan. Aplikasi ini terintegrasi dengan beberapa aplikasi lain yang digunakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Surabaya, seperti eDelivery dan Teko Cak. Integrasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat alur kerja, terutama dalam hal perubahan anggaran yang kini diproses secara otomatis.
Menurut Sekretaris BKPSDM Pemkot Surabaya, Mamik Suparmi, SiJaka telah diterapkan dan memberikan dampak positif. Sistem ini, selain memangkas penggunaan kertas, juga memudahkan berbagai proses, termasuk pembayaran gaji tenaga honorer, belanja barang dan jasa, serta pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tahunan. Semua proses tersebut kini terintegrasi dan otomatis dalam SiJaka.
SiJaka: Menuju Zero Paper dan Efisiensi Anggaran
Aplikasi SiJaka memiliki beragam fitur yang dirancang untuk mendukung birokrasi digital. Fitur-fitur tersebut mencakup pengelolaan keuangan, arsip digital, dan integrasi dengan sistem lain. Pemkot Surabaya menargetkan penerapan maksimal SiJaka pada tahun 2025. Dengan terintegrasinya SiJaka, Pemkot Surabaya memperkirakan dapat menghemat anggaran Alat Tulis Kantor (ATK), khususnya kertas, hingga Rp7,2 miliar per tahun.
Lebih rinci, Mamik Suparmi menjelaskan bahwa Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) saja dapat menghemat sekitar Rp112 juta per bulan. Angka ini menunjukkan potensi penghematan yang signifikan jika SiJaka diterapkan secara menyeluruh di seluruh dinas dan instansi di lingkungan Pemkot Surabaya.
Dengan SiJaka, laporan SPT pajak tahunan pegawai juga otomatis terekam dan masuk ke akun masing-masing. Hal ini mempermudah proses pelaporan dan meminimalisir potensi kesalahan. Sistem ini juga mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah.
Dukungan Terhadap E-Government dan Integrasi Digital
Pemkot Surabaya berharap SiJaka dapat menjadi kunci dalam mewujudkan e-government dan integrasi digital. Mamik Suparmi menyatakan bahwa pengembangan SiJaka sejalan dengan visi Wali Kota Eri Cahyadi untuk membangun sistem pemerintahan yang berbasis digitalisasi dan otomatisasi. Penerapan SiJaka diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Selain penghematan anggaran, SiJaka juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas ASN. Dengan otomatisasi berbagai proses, ASN dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis dan bernilai tambah. SiJaka juga berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas dan sampah.
Penerapan SiJaka merupakan langkah nyata Pemkot Surabaya dalam mendukung program pemerintah pusat untuk digitalisasi birokrasi. Dengan sistem ini, Pemkot Surabaya menunjukkan komitmennya untuk menciptakan pemerintahan yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.
Keberhasilan implementasi SiJaka diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi pemerintah daerah lain di Indonesia dalam upaya transformasi digital. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan efisiensi pengelolaan keuangan negara.