Penipu Akun Palsu Pejabat Polri Ditangkap di Tangerang Selatan
Ditreskriber Polda Sulteng menangkap seorang penipu yang mengaku sebagai pejabat Polri di Ciputat, Tangerang Selatan, dengan modus meminta uang kepada para pengusaha setelah berpura-pura menjadi beberapa pejabat tinggi polisi di berbagai daerah.

Direktorat Reserse Siber (Ditreskriber) Polda Sulawesi Tengah berhasil meringkus seorang penipu yang mengaku sebagai pejabat Polri di Ciputat, Tangerang Selatan. Penangkapan ini dilakukan pada tanggal 1 Januari 2024. Pelaku, yang identitasnya disembunyikan untuk melindungi korban, menjalankan aksinya dengan modus yang sangat licik.
Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Pol. Djoko Wienartono, menjelaskan bahwa pelaku tidak hanya mengaku sebagai pejabat Polda Sulteng, tetapi juga pejabat di Polda lain. Ia secara terang-terangan mencatut nama Wakapolda Sulteng dan Dirreskrimsus Polda Sulteng untuk melancarkan aksinya. Sasarannya: para pengusaha yang dihubungi melalui WhatsApp.
Modus operandi pelaku cukup rapi. Ia menggunakan kartu perdana baru untuk membuat akun WhatsApp dan memasang foto profil pejabat Polda Sulteng yang didapat dari internet. Dengan identitas palsu ini, ia menghubungi para pengusaha dan pimpinan perusahaan, meminta sejumlah uang dengan dalih keperluan tertentu. Setelah uang ditransfer, pelaku langsung memblokir kontak korban.
Pelaku, SAN (47) warga Jakarta, bukanlah pendatang baru dalam dunia kriminal. Ia pernah melakukan modus serupa dengan mencatut nama pejabat Polda di Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Timur. Ketiga kasus sebelumnya sudah mendapatkan putusan pengadilan. Lebih mengejutkan lagi, SAN juga merupakan residivis kasus narkoba.
Menurut keterangan Kombes Pol Djoko Wienartono, "Biasanya setelah uang ditransfer oleh korban, pelaku langsung melakukan blokir kontak pengusaha. Saat itulah korban baru sadar kalau itu penipuan."
Kejahatan siber seperti ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan bagi para pengusaha dan masyarakat. Polda Sulteng menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan melapor ke Ditreskriber jika merasa menjadi korban penipuan serupa. Jangan mudah percaya pada permintaan uang dari orang yang mengaku sebagai pejabat melalui media sosial atau pesan singkat.
Atas perbuatannya, SAN dijerat pasal 51 Ayat (1) Jo pasal 35 dan/atau pasal 45A ayat (1) Jo pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2024 tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi informasi dan kewaspadaan dalam berinteraksi di dunia digital.