Peringatan BMKG: Gelombang Tinggi Dua Meter Ancam Perairan Papua
BMKG memperingatkan gelombang laut setinggi dua meter berpotensi menerjang perairan di sejumlah wilayah Papua, terutama perairan barat, utara, dan timur Biak, serta perairan Jayapura-Sarmi dan Samudera Pasifik utara Papua, sehingga masyarakat pesisir dan.
Jayapura, 2 Februari 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim DOK II Jayapura mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai dua meter di beberapa wilayah perairan Papua. Peringatan ini disampaikan menyusul prediksi cuaca terkini yang menunjukkan peningkatan signifikan aktivitas gelombang di beberapa area laut di provinsi tersebut.
Wilayah Rawan Gelombang Tinggi
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo, perairan yang berpotensi mengalami gelombang tinggi hingga dua meter meliputi perairan barat, utara, dan timur Biak. Selain itu, perairan Jayapura-Sarmi dan Samudra Pasifik utara Papua juga masuk dalam zona peringatan. Kecepatan angin di wilayah-wilayah tersebut diprediksi mencapai 14-18 knot, angka yang cukup signifikan untuk memicu gelombang tinggi dan membahayakan aktivitas pelayaran.
BMKG juga mencatat adanya gelombang sedang, berkisar antara 1,25 hingga 1,50 meter, di perairan barat, utara, dan timur Biak, serta Samudra Pasifik utara Papua. Meskipun ketinggiannya lebih rendah, gelombang sedang tetap berpotensi mengganggu aktivitas nelayan dan kapal-kapal kecil. Kecepatan angin di area dengan gelombang sedang diprediksi mencapai 12-16 knot.
Imbauan Waspada dari BMKG
Heri Purnomo mengimbau masyarakat pesisir dan seluruh pelaku aktivitas maritim di wilayah yang terdampak untuk senantiasa waspada dan siaga. "BMKG senantiasa menginformasikan perkembangan cuaca sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum melaut," tegas Heri. Penting bagi nelayan dan operator kapal untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG sebelum dan selama beraktivitas di laut untuk meminimalisir risiko.
Dampak terhadap Nelayan Lokal
Dampak dari gelombang tinggi sudah mulai dirasakan oleh nelayan lokal. Marthen, seorang nelayan di Jayapura, menceritakan bahwa ia terpaksa membatasi aktivitas penangkapan ikan hanya di dekat pantai. "Saat ini saya hanya melaut dekat-dekat saja dan itu berdampak pada hasil tangkapan yang terbatas," ujar Marthen. Hal ini menunjukkan bahwa gelombang tinggi tidak hanya berpotensi membahayakan keselamatan, tetapi juga berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat pesisir.
Pentingnya Kesiapsiagaan
Situasi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam maritim. Masyarakat pesisir perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, termasuk BMKG. Informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu sangat krusial untuk membantu masyarakat mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memperkuat sistem peringatan dini dan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara menghadapi gelombang tinggi.
Langkah Antisipasi Gelombang Tinggi
- Selalu pantau informasi cuaca dari BMKG sebelum dan selama melaut.
- Hindari melaut jika gelombang tinggi diprediksi terjadi.
- Pastikan perahu dan peralatan keselamatan dalam kondisi baik.
- Berkoordinasi dengan sesama nelayan dan petugas terkait.
- Siapkan rencana evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan dari BMKG, diharapkan dampak negatif dari gelombang tinggi dapat diminimalisir. Keselamatan masyarakat pesisir dan nelayan tetap menjadi prioritas utama.