BMKG Imbau Kewaspadaan: Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter Ancam Perairan Nias
BMKG memperingatkan potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di perairan barat Kepulauan Nias dan sekitarnya hingga 5 Mei 2025, mengancam keselamatan nelayan dan pelayaran.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai 2,5 meter di perairan barat Kepulauan Nias. Peringatan ini disampaikan menyusul pantauan kondisi cuaca maritim terkini. Peringatan tersebut berlaku hingga tanggal 5 Mei 2025, mengarah pada imbauan serius bagi nelayan dan seluruh pemangku kepentingan di sektor maritim untuk meningkatkan kewaspadaan.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan Medan, Christen Noven Marpaung, menyampaikan imbauan langsung kepada nelayan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi tersebut. Peringatan ini dikeluarkan setelah analisis data cuaca menunjukkan potensi ancaman signifikan terhadap keselamatan pelayaran di wilayah tersebut. Informasi ini disampaikan pada Sabtu lalu di Medan.
Gelombang tinggi tidak hanya berpotensi terjadi di perairan barat Kepulauan Nias, tetapi juga di perairan barat Kepulauan Batu. BMKG menekankan pentingnya antisipasi dini untuk meminimalisir risiko kecelakaan laut yang mungkin terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem ini. Seluruh pihak terkait diharapkan untuk mensosialisasikan informasi ini secara luas kepada masyarakat pesisir.
Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Nias
BMKG mencatat potensi gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter di perairan barat Kepulauan Nias dan sekitarnya. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh nelayan mengingat potensi ancaman terhadap keselamatan mereka saat melaut. Kecepatan angin yang mencapai 15 knot dikombinasikan dengan tinggi gelombang 1,25 meter sudah berisiko bagi pelayaran perahu nelayan.
Selain itu, BMKG juga memberikan informasi tambahan mengenai risiko yang dihadapi kapal tongkang. Jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter, maka keselamatan pelayaran kapal tongkang terancam. Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh perusahaan pelayaran dan pemilik kapal tongkang agar dapat mengambil langkah antisipasi.
BMKG menganalisis pola angin di wilayah Indonesia bagian utara yang umumnya bergerak dari timur hingga selatan dengan kecepatan angin berkisar 6-15 knot. Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, angin umumnya bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 10-25 knot. Perbedaan kecepatan angin ini perlu dipertimbangkan dalam menentukan langkah antisipasi.
Rekomendasi Keselamatan Pelayaran
Mengingat potensi bahaya gelombang tinggi, BMKG merekomendasikan agar nelayan dan operator kapal selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum dan selama berlayar. Penting untuk memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dan mengikuti arahan dari otoritas maritim setempat. Keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, disarankan untuk memeriksa kondisi kapal dan perlengkapan keselamatan sebelum berangkat melaut. Memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik dapat membantu meminimalisir risiko kecelakaan. Nelayan juga diimbau untuk selalu berkoordinasi dengan sesama nelayan dan otoritas terkait.
BMKG juga menyarankan agar nelayan memperhatikan kapasitas muatan kapal dan menghindari pelayaran di saat kondisi cuaca buruk. Keputusan untuk menunda pelayaran harus dipertimbangkan jika kondisi cuaca tidak memungkinkan. Keselamatan jiwa lebih penting daripada mengejar hasil tangkapan.
Dengan memperhatikan informasi dan rekomendasi keselamatan pelayaran dari BMKG, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan laut di perairan barat Kepulauan Nias dan sekitarnya. Kewaspadaan dan antisipasi dini merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi gelombang tinggi ini. Semoga informasi ini bermanfaat bagi seluruh nelayan dan pemangku kepentingan di sektor maritim.
BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan selalu mengikuti informasi terkini dari BMKG melalui berbagai kanal resmi. Keselamatan dan kewaspadaan merupakan hal yang utama dalam menghadapi potensi ancaman gelombang tinggi ini.