Perpusnas Ajak Anak Muda Kreatif: Naskah Kuno Jadi Karya Kekinian
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengajak anak muda berkreasi, mengubah naskah kuno Indonesia menjadi karya kekinian seperti komik dan animasi, untuk melestarikan nilai luhur budaya bangsa.

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan inisiatif inovatif untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Mereka mengajak generasi muda untuk berkreasi dan mengubah naskah-naskah kuno menjadi karya-karya kekinian. Langkah ini bertujuan untuk menjaga relevansi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah kuno dengan kehidupan modern, sekaligus mendekatkan warisan budaya kepada generasi muda.
Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dalam peringatan HUT ke-45 Perpusnas menyampaikan, "Kami mendorong generasi muda untuk mengaktualisasikan isi naskah-naskah kuno melalui pendekatan kekinian dalam bentuk yang lebih sesuai dengan perkembangan saat ini, seperti membuat komik, film animasi, atau karya kreatif lain sehingga karya-karya dari masa lampau senantiasa relevan dengan masa kini." Inisiatif ini merupakan bagian dari program prioritas Perpusnas dalam pengarusutamaan Naskah Kuno Nusantara.
Program tersebut mencakup preservasi, konservasi, alih aksara, alih bahasa, alih media, alih wahana, penyaduran, dan pengkajian naskah kuno. Perpusnas juga berupaya menjadikan naskah-naskah kuno sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dan Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World). Salah satu prestasi membanggakan adalah penetapan Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian dan karya-karya Hamzah Fansuri sebagai Memory of the World oleh UNESCO.
Menghidupkan Kembali Naskah Kuno
Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian, yang hanya dimiliki Indonesia dan terdaftar dengan nomor registrasi L630 di Perpusnas, merupakan bukti kekayaan literasi dan tradisi intelektual bangsa. Karya-karya Hamzah Fansuri, sastrawan besar yang karyanya melampaui batas waktu dan negara, juga telah diakui dunia melalui kerja sama Perpusnas dan Perpustakaan Malaysia. Penetapan ini diharapkan dapat memperkenalkan warisan dokumenter Indonesia kepada masyarakat luas.
Aminudin Aziz menekankan pentingnya peran pemangku kepentingan dalam membuat program yang menjamin kelestarian dokumen, melakukan promosi, dan menjamin pewarisan nilai-nilai luhur di dalamnya. "Para pemangku kepentingan juga perlu membuat program-program yang menjamin kelestarian dokumen, melakukan promosi, dan menjamin pewarisan nilai-nilai luhur di dalamnya," tuturnya.
Perpusnas berkomitmen untuk terus berupaya dalam pelestarian dan pengenalan naskah kuno kepada masyarakat. Salah satu langkah nyata adalah pembuatan komik serial bertema Pangeran Diponegoro berdasarkan Babad Diponegoro. Rencananya, akan ada 25 serial komik yang menceritakan kisah hidup Pangeran Diponegoro secara lengkap, dari lahir hingga wafat.
Komik Babad Diponegoro: Jembatan ke Masa Lalu
Inisiatif pembuatan komik ini merupakan upaya Perpusnas untuk menarik minat generasi muda dalam mempelajari naskah kuno. Perpusnas berkolaborasi dengan komunitas dan asosiasi komik untuk mewujudkan proyek inovatif ini. Dengan pendekatan yang kreatif dan kekinian, diharapkan generasi muda dapat lebih mudah mengakses dan memahami isi naskah kuno, sekaligus menghargai warisan budaya bangsa.
Langkah Perpusnas ini patut diapresiasi. Dengan mengubah naskah kuno menjadi karya-karya yang lebih mudah diakses oleh generasi muda, Perpusnas berhasil menjembatani kesenjangan antara warisan budaya dan kehidupan modern. Inisiatif ini tidak hanya melestarikan nilai-nilai luhur, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Perpusnas berharap kolaborasi ini dapat mendorong kreativitas anak muda dan menghasilkan karya-karya yang bermutu, sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap budaya Indonesia. Dengan demikian, warisan budaya bangsa akan tetap lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Melalui berbagai program inovatif, Perpusnas berupaya untuk mendekatkan warisan budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Harapannya, inisiatif ini dapat menginspirasi lembaga lain untuk turut serta melestarikan warisan budaya bangsa dengan cara-cara yang kreatif dan relevan dengan perkembangan zaman.