Polresta Bandung Prioritaskan Edukasi dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025
Polresta Bandung fokus pada edukasi dan pendekatan humanis dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025 untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas.
Polresta Bandung menggelar Operasi Keselamatan Lodaya 2025 pada 10 hingga 23 Februari 2025, dengan prioritas utama pada edukasi dan sosialisasi tertib berlalu lintas. Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, menekankan pentingnya menekan angka fatalitas kecelakaan dan mengurangi pelanggaran lalu lintas. Operasi ini bukan hanya sekadar penindakan, melainkan upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan di jalan raya.
Edukasi sebagai Pilar Utama
Kombes Pol Aldi Subartono menjelaskan bahwa pendekatan humanis dan tegas akan diterapkan selama operasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pesan keselamatan sampai kepada masyarakat tanpa mengesampingkan prinsip edukasi. Operasi ini akan menjangkau berbagai kalangan, termasuk siswa sekolah dan masyarakat umum, melalui program edukasi yang intensif. Materi edukasi akan mencakup berbagai aspek keselamatan berkendara, mulai dari penggunaan helm hingga bahaya melawan arus.
"Kadang-kadang orang berpikir, ‘Pak, ini dekat’, tapi ketika terjadi kecelakaan, akibatnya bisa fatal. Kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa keselamatan berkendara harus menjadi prioritas,” ujar Kombes Pol Aldi Subartono.
Ramp Check dan Penindakan Pelanggaran
Selain edukasi, Operasi Keselamatan Lodaya 2025 juga mencakup pemeriksaan kendaraan atau ramp check, terutama untuk bus yang mengangkut penumpang, termasuk siswa sekolah. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelaikan kendaraan dan mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi kendaraan yang tidak layak jalan. Polresta Bandung juga akan menindak tegas berbagai pelanggaran lalu lintas, seperti tidak menggunakan helm, berboncengan lebih dari dua orang, melawan arus, menggunakan ponsel saat berkendara, dan merokok saat mengemudi.
"Kami menyoroti masih banyaknya pengendara yang melawan arus dengan alasan jarak dekat. Padahal, pelanggaran ini sering kali berujung pada kecelakaan fatal," tegas Kombes Pol Aldi Subartono.
Peran Serta Masyarakat
Kombes Pol Aldi Subartono menyadari bahwa keberhasilan operasi ini sangat bergantung pada kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga, RT/RW, hingga organisasi masyarakat, untuk berperan aktif dalam mensosialisasikan dan mengedukasi tentang pentingnya tertib berlalu lintas. Upaya edukasi yang berkelanjutan dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menciptakan budaya tertib berlalu lintas yang lebih baik.
"Kita sudah sering melakukan operasi, tetapi masih saja ada pelanggaran yang sama. Ini membuktikan bahwa operasi saja tidak cukup, perlu ada peran serta dari keluarga dan masyarakat dalam mendidik dan mengingatkan tentang pentingnya tertib lalu lintas,” kata Kombes Pol Aldi Subartono.
Kesimpulan
Operasi Keselamatan Lodaya 2025 yang digelar Polresta Bandung menandai sebuah pergeseran paradigma dalam penegakan hukum lalu lintas. Fokus pada edukasi dan pendekatan humanis diharapkan dapat lebih efektif dalam menekan angka kecelakaan dan membangun budaya tertib berlalu lintas di masyarakat. Kolaborasi antara pihak kepolisian dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan operasi ini dalam menciptakan keamanan dan keselamatan di jalan raya.