Polresta Banyumas Ungkap Kasus Narkoba, Amankan 684 Gram Sabu
Polresta Banyumas berhasil mengungkap kasus peredaran narkoba dan mengamankan 684 gram sabu dari tiga tersangka, termasuk seorang residivis yang telah beroperasi sejak 2019.

Polresta Banyumas berhasil mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu dengan jumlah fantastis. Sebanyak 684 gram sabu berhasil diamankan dari tangan tiga tersangka, MM, S, dan YO. Pengungkapan kasus ini merupakan bagian dari operasi kepolisian yang ditingkatkan menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, yang berlangsung dalam dua tahap, dari 20 Januari hingga 20 Februari 2025. Penangkapan para tersangka dilakukan di berbagai lokasi, mulai dari wilayah Sumbang, Kabupaten Banyumas hingga Kota Bandung.
Operasi ini diawali dengan penangkapan MM, seorang Daftar Pencarian Orang (DPO), pada 23 Januari 2025 di Sumbang. Dari MM, polisi mengamankan 48 gram sabu yang sempat dibuang olehnya. Pengembangan penyelidikan kemudian mengarah kepada S, yang rumahnya tak jauh dari lokasi penangkapan MM. Dari S, polisi mengamankan 12 gram sabu. Informasi dari MM dan S selanjutnya mengarahkan polisi kepada YO, seorang residivis yang selama ini menjadi target operasi karena mengedarkan narkotika di wilayah Purwokerto dan Purbalingga.
YO yang saat itu berada di Kota Bandung berhasil ditangkap pada 25 Januari 2025. Di apartemennya, polisi menemukan hampir 500 gram sabu siap edar. YO diketahui telah menjadi bandar sabu di wilayah Purwokerto dan Purbalingga sejak tahun 2019, menjual sabu dengan merek dagang 'Madu Super Strong' seharga Rp1,7 juta per gram, lebih tinggi dari harga pasaran sabu biasa yang berkisar Rp1 juta per gram. Pengungkapan kasus ini menunjukkan keseriusan Polresta Banyumas dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah Banyumas.
Pengungkapan Kasus Narkoba di Banyumas
Polresta Banyumas, di bawah kepemimpinan Kombes Pol. Ari Wibowo, gencar melakukan operasi cipta kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Idul Fitri. Operasi yang terbagi dalam dua tahap ini berhasil mengungkap berbagai kasus, termasuk peredaran minuman beralkohol, perjudian, perzinahan, premanisme, dan yang paling menonjol, peredaran narkotika. "Demikian cipta kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat berupa kegiatan rutin dengan target yang kami optimalkan dalam rangka menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah," ujar Kombes Pol. Ari Wibowo dalam konferensi pers.
Tahap pertama operasi (20-31 Januari 2025) menghasilkan pengungkapan empat kasus peredaran narkoba dengan sembilan tersangka. Barang bukti yang disita meliputi 85,51 gram sabu, 3.982 butir obat daftar G, dan 560 butir psikotropika. Tahap kedua (1-20 Februari 2025) berhasil mengungkap dua kasus dengan tiga tersangka dan barang bukti 783 butir psikotropika. Kasus sabu dengan barang bukti 684 gram merupakan puncak keberhasilan operasi ini.
Kompol Willy Budiyanto, Kepala Satresnarkoba Polresta Banyumas, menjelaskan bahwa 684 gram sabu tersebut merupakan hasil pengungkapan empat kasus narkoba dan pengembangan dari kasus-kasus sebelumnya. Penangkapan MM, S, dan YO merupakan bukti keberhasilan pengembangan penyelidikan yang sistematis dan terencana.
Proses penangkapan YO di Bandung cukup menantang karena YO telah mengetahui jaringan edarnya di Banyumas terbongkar. Namun, kejelian dan ketekunan Tim Satresnarkoba Polresta Banyumas akhirnya membuahkan hasil dengan penangkapan YO di dekat sebuah apartemen.
Profil Tersangka dan Modus Operandi
YO, tersangka utama dalam kasus ini, merupakan residivis dan bandar sabu yang telah beroperasi sejak tahun 2019. Ia memasok sabu ke wilayah Purwokerto dan Purbalingga dengan merek dagang "Madu Super Strong", yang dibanderol dengan harga lebih tinggi dari pasaran karena dianggap memiliki efek yang lebih kuat. Hal ini menunjukkan tingginya profitabilitas bisnis haram yang ia jalankan.
Penangkapan YO bersama barang bukti hampir 500 gram sabu menjadi bukti nyata keberhasilan Polresta Banyumas dalam membongkar jaringan peredaran narkotika skala besar. Polisi masih terus melakukan pengembangan penyelidikan untuk mengungkap kemungkinan adanya jaringan lain yang terlibat.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen Polresta Banyumas dalam memberantas peredaran narkoba dan menciptakan keamanan serta ketertiban masyarakat, khususnya menjelang perayaan Idul Fitri. Pengungkapan kasus ini juga menjadi peringatan keras bagi para pelaku kejahatan narkoba untuk menghentikan aktivitas ilegal mereka.
"Alhamdulillah bisa kami tangkap, sehingga dapat menyelamatkan masyarakat dari penyalahgunaan narkotika," ungkap Kompol Willy dengan penuh syukur atas keberhasilan operasi tersebut. Penangkapan ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di wilayah Banyumas.