Ponorogo Optimalkan Vaksinasi PMK di Zona Hijau, Tingkat Kesembuhan Capai 30 Persen
Dinas Pertanian Ponorogo gencar melakukan vaksinasi PMK di zona hijau, dengan tingkat kesembuhan ternak sapi yang terjangkit PMK mencapai 30 persen, meskipun jumlah vaksin masih terbatas.
Ponorogo, Jawa Timur, 23 Januari 2024 - Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terus berupaya mengoptimalkan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di zona hijau. Langkah ini dilakukan seiring peningkatan angka kesembuhan ternak sapi yang terjangkit PMK. Zona hijau sendiri merujuk pada wilayah yang belum terdampak PMK, sehingga pencegahan menjadi prioritas utama.
Kepala Dispertahankan Ponorogo, Supriyanto, menjelaskan bahwa fokus vaksinasi kini diarahkan ke zona hijau untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. "Zona hijau ini area yang belum ada kasus PMK. Sekarang kami prioritaskan demi mencegah risiko penularan," ungkap Supriyanto di Ponorogo, Kamis lalu.
Sejak merebaknya PMK, Dispertahankan mengerahkan petugas pusat kesehatan hewan (Puskeswan) untuk melakukan pengobatan dan perawatan di lapangan setiap hari. Strategi ini terbukti efektif dalam menekan laju penyebaran penyakit. Hewan yang sakit atau terjangkit PMK memang tidak bisa divaksin, tetapi diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Puskeswan turun ke lokasi, bahkan setiap hari. Setiap puskeswan ada kegiatan vaksinasi," tambah Supriyanto.
Tingkat kesembuhan sapi yang terjangkit PMK terbilang cukup tinggi, mencapai 30 persen. "Bisa disembuhkan, dan tingkat kesembuhan lumayan baik, sekitar 30 persen dari populasi sapi yang terjangkit PMK, dan sembuhnya karena diobati," jelas Supriyanto. Data menunjukan lebih dari 500 ekor sapi terjangkit PMK, dengan sekitar 160 ekor telah dinyatakan sembuh.
Meskipun angka kesembuhan terbilang positif, Supriyanto menekankan perlunya peningkatan upaya pencegahan yang lebih intensif. Vaksinasi di zona hijau menjadi kunci utama dalam strategi ini. Saat ini, Dispertahankan telah menerima 3.500 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Namun, jumlah vaksin tersebut masih terbatas jika dibandingkan dengan populasi ternak di Ponorogo. Oleh karena itu, Dispertahankan terus berupaya untuk mendapatkan pasokan vaksin tambahan demi melindungi seluruh populasi ternak di wilayah tersebut. Upaya maksimal terus dilakukan guna melindungi ternak dari wabah PMK.
Meskipun tantangan masih ada, upaya vaksinasi dan pengobatan intensif oleh Dispertahankan Ponorogo menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pengendalian PMK. Ke depan, ketersediaan vaksin yang memadai akan menjadi faktor kunci keberhasilan upaya tersebut.