Vaksinasi PMK Rutin di Temanggung Cegah Penyebaran Lebih Luas
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung gencar melakukan vaksinasi PMK pada sapi sehat untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku yang telah mencapai 160 kasus.

Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terus berupaya mencegah meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan melakukan vaksinasi rutin pada sapi. Vaksinasi ini difokuskan pada sapi sehat di berbagai kandang peternak di Temanggung. Upaya ini dilakukan secara berkala untuk melindungi populasi sapi di daerah tersebut.
Muh Kholid, Medik Veteriner Puskeswan DKKK Kabupaten Temanggung, menjelaskan bahwa vaksinasi PMK rutin dilakukan pada sapi yang memenuhi beberapa kriteria. "Kegiatan hari ini kami tim DKPPP melakukan vaksinasi rutin penyakit mulut dan kuku (PMK) di kandang yang ternaknya sehat dan belum terdampak PMK," ujarnya di Temanggung, Sabtu lalu.
Kholid menambahkan, sapi yang divaksin harus sehat, berumur di atas tiga bulan, serta tidak sedang bunting atau menyusui. "Syarat kondisi ternak sehat kemudian umur di atas tiga bulan, tidak sedang bunting dan menyusui bisa dilakukan vaksin," jelasnya.
Salah satu lokasi vaksinasi adalah Desa Lungge, yang dikenal sebagai sentra peternakan sapi dengan populasi cukup besar. "Kebetulan hari ini kami melaksanakan di Desa Lungge, di salah satu sentra peternak yang mempunyai beberapa populasi yang agak lumayan banyak di satu kandangnya," kata Kholid.
Hampir seluruh kecamatan di Temanggung telah melaporkan kasus PMK. Kholid menyebutkan, penyebaran PMK diduga berasal dari sapi yang dibeli dari pasar luar Temanggung, kemudian menularkan penyakit tersebut pada sapi lain yang berada di sekitarnya. "Penyebaran PMK di Temanggung sekarang sudah hampir semua kecamatan melaporkan ada kasus PMK. Didapatkan dari dari ternak-ternak yang dibeli dari pasar-pasar dari luar Temanggung, kemudian di Temanggung dipelihara dan menularkan ke ternak sekitar yang berinteraksi," jelasnya.
Berdasarkan laporan, telah tercatat sekitar 160 kasus PMK di Kabupaten Temanggung. Meskipun ada beberapa kasus kematian, Kholid memastikan bahwa sebagian besar sapi yang terjangkit PMK telah ditangani dan berhasil sembuh. "Ia menyebutkan di Kabupaten Temanggung sekitar 160 kasus PMK yang dilaporkan. Ia menyampaikan kasus kematian ada beberapa, tetapi mayoritas petugas sudah menangani dan mayoritas sembuh," imbuhnya.
Wilayah dengan kasus PMK terbanyak adalah daerah dengan populasi sapi tinggi, seperti Tretep, Kedu, dan Ngadirejo. Kholid menekankan pentingnya kewaspadaan dan kerjasama antara peternak dan petugas untuk mengendalikan penyebaran PMK. "Menurut dia, kasus PMK yang terbanyak ada di beberapa sentra populasi yang tinggi yaitu di daerah Tretep, Kedu, dan Ngadirejo," tutup Kholid.