Prestasi Gemilang! Lima Tahun Berturut-turut, Pemprov Banten Pertahankan Predikat Provinsi Layak Anak
Pemprov Banten kembali menorehkan prestasi dengan meraih predikat Provinsi Layak Anak selama lima tahun berturut-turut. Apa rahasia di balik konsistensi ini?

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Provinsi ini berhasil meraih predikat Provinsi Layak Anak (Provila) untuk kelima kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2019. Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada 9 Agustus lalu, menegaskan komitmen Banten terhadap pemenuhan hak anak.
Pencapaian luar biasa ini didasari oleh keberhasilan seluruh kabupaten dan kota di wilayah Banten. Masing-masing daerah telah memenuhi kriteria Kota Layak Anak (KLA) dengan tingkatan yang berbeda. Konsistensi ini menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang aman serta mendukung tumbuh kembang anak.
Gubernur Banten, Andra Soni, dalam keterangannya di Kota Serang, menyatakan kebanggaannya atas penghargaan ini. Beliau menegaskan bahwa predikat ini menjadi dorongan kuat untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah kabupaten dan kota. Tujuannya adalah mencapai kategori tertinggi dalam penilaian KLA, memastikan bahwa setiap anak di Banten mendapatkan hak-haknya secara optimal.
Komitmen Banten Menuju KLA Kategori Utama
Gubernur Andra Soni menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan dengan seluruh kabupaten dan kota di Banten. Target utama adalah agar setiap daerah dapat meraih predikat KLA Kategori Utama. Visi ini sejalan dengan cita-cita besar Indonesia Layak Anak (Idola) 2030, di mana seluruh anak di Indonesia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam lingkungan yang mendukung.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten, Siti Ma’ani Nina, menjelaskan detail capaian ini. Keberhasilan meraih Provila didukung oleh program pembinaan berkelanjutan yang telah meningkatkan peringkat sejumlah daerah. Sebagai contoh, Kota Tangerang Selatan berhasil naik dari Kategori Nindya ke Utama, sementara Kota Serang meningkat dari Pratama ke Madya.
Predikat KLA 2025 di Banten menunjukkan beragam kategori yang telah dicapai. Kabupaten Pandeglang berada pada Kategori Pratama, sementara Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon, dan Kota Serang meraih Kategori Madya. Kota Tangerang berada di Kategori Nindya, dan Kota Tangerang Selatan berhasil mencapai Kategori Utama, menunjukkan progres yang signifikan di berbagai wilayah.
Indikator Penilaian dan Peran Berbagai Pihak
Nina menambahkan bahwa keberhasilan Pemprov Banten ini berlandaskan pemenuhan 24 indikator kunci. Indikator-indikator tersebut tersebar dalam lima klaster penilaian utama. Klaster-klaster ini meliputi hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan dan pemanfaatan waktu luang, serta perlindungan khusus bagi anak-anak.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak menjadi faktor krusial dalam pencapaian ini. Nina menyebutkan bahwa dukungan dari pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, dunia usaha, dan media sangat penting. Sinergi ini menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan mereka dari berbagai bentuk kekerasan atau diskriminasi.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, mengungkapkan bahwa dari 464 kabupaten/kota yang mendaftar, hanya 355 yang lolos verifikasi. Kementerian PPPA menargetkan seluruh daerah di Indonesia dapat memenuhi predikat KLA kategori tertinggi pada tahun 2030. Dengan dukungan penuh dari Gubernur, Wakil Gubernur, TP PKK, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW), dan elemen masyarakat lainnya, Pemprov Banten optimistis dapat terus meningkatkan capaian menuju kategori tertinggi di semua daerahnya.