Program Pemerintah Ramah Lansia: Sleman Jadi Contoh Nasional
BKKBN DIY Apresiasi Program Sekolah Lansia di Sleman yang telah diadopsi secara nasional untuk mendukung 15,6 persen lansia Indonesia agar tetap sehat, aktif, dan produktif.

Sleman, 28 April 2024 - Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Mohammad Iqbal Apriansyah, menekankan pentingnya program pemerintah yang ramah lansia, mengingat prevalensi lansia di Indonesia telah mencapai angka 15,6 persen. Hal ini disampaikan dalam peluncuran Sekolah Lansia kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Melati Sebayu di Sleman, Yogyakarta. Program ini bertujuan memberikan kemudahan akses, layanan, dan manfaat bagi para lansia Indonesia. Sekolah Lansia di Sleman, yang kini menjadi contoh bagi program nasional, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia.
Iqbal Apriansyah menambahkan bahwa program Sekolah Lansia di Sleman telah berhasil menciptakan model pembelajaran yang menyenangkan dan efektif. Konsep pembelajaran yang inovatif ini tidak memberatkan para lansia dengan tugas rumah (PR), namun tetap memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup mereka. Para lansia peserta program menjadi lebih 'smart' (sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat), dibandingkan jika mereka hanya berdiam diri di rumah.
Konsep 'smart' ini diharapkan dapat membantu para lansia mewujudkan tujuh dimensi lansia tangguh, meliputi aspek spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional/vokasi, dan lingkungan. Dengan demikian, program ini tidak hanya fokus pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesejahteraan holistik para lansia.
Sekolah Lansia Sleman: Model Nasional untuk Lansia yang Sehat dan Produktif
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ini. Pada tahun 2025, enam kelompok sekolah lansia baru akan ditambahkan, termasuk BKL Melati Sebayu, sehingga total sekolah lansia di Sleman mencapai 12 kelompok. Hal ini menunjukkan upaya serius pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan para lansia.
Plt Sekretaris Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, Dwi Wiharyanti, berharap agar para lansia tidak hanya panjang umur, tetapi juga dapat tetap 'smart', sehat, produktif, dan bahagia. Sekolah Lansia dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku lansia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan fisik dan mental, kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan, serta proses penuaan yang sehat.
Kurikulum Sekolah Lansia menekankan pada pembelajaran nonformal yang menyenangkan dan interaktif. Metode pembelajarannya beragam, meliputi yel-yel, tepuk tangan, berbagi pengalaman (testimoni), kuis (recalling memory), doa bersama, pendalaman wawasan, dan evaluasi oleh fasilitator. Metode ini dirancang untuk merangsang keaktifan dan partisipasi para lansia.
Dengan jumlah lansia di Kabupaten Sleman mencapai 685.000 orang pada tahun 2024, atau 15 persen dari total penduduk, program ini sangat relevan dan dibutuhkan. Angka ini sejalan dengan usia harapan hidup di Sleman yang mencapai 75 tahun. Program Sekolah Lansia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup para lansia di Sleman dan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meskipun program ini telah menunjukkan hasil yang positif, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah memastikan keberlanjutan program dan perluasan akses bagi seluruh lansia di Sleman dan di Indonesia. Pemerintah perlu mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mendukung program ini dan memastikan bahwa program tersebut dapat menjangkau semua lansia yang membutuhkan.
Selain itu, perlu adanya evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan lansia. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan sektor swasta, sangat penting untuk keberhasilan program ini. Dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, diharapkan program Sekolah Lansia dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi para lansia di Indonesia.
Keberhasilan program Sekolah Lansia di Sleman diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan program serupa. Program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para lansia, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi para lansia, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.