Program Serap Gabah Bulog Kotim: Dorong Kesejahteraan Petani dan Perputaran Ekonomi Lokal
Program serap gabah Bulog di Kotim memberikan dampak positif ganda, meningkatkan kesejahteraan petani dengan harga beli tinggi dan menggerakkan perekonomian lokal.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Program serap gabah kering panen (GKP) oleh Bulog di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, pada Jumat, 14 Maret 2024, memberikan dampak positif ganda. Bulog, di bawah kepemimpinan Kepala Cabang Muhammad Azwar Fuad, menyerap GKP langsung dari petani dengan harga yang lebih tinggi daripada tengkulak. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menggerakkan perekonomian lokal. Program ini dijalankan berdasarkan instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang memprioritaskan penyerapan GKP dari petani lokal dibandingkan beras.
Penyerapan GKP ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan petani Kotim. Sebelumnya, sebagian besar gabah hasil panen petani dijual ke Kalimantan Selatan, sehingga manfaat ekonomi hanya dinikmati daerah lain. Dengan program Bulog, pengolahan gabah dilakukan di Kotim, menciptakan efek pengganda (multiplier effect) pada perekonomian daerah.
Program ini mendapat sambutan positif dari petani Kotim. Harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan Bulog sebesar Rp6.500 per kilogram jauh lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan tengkulak, yaitu sekitar Rp5.000 per kilogram. Hal ini mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas lahan tanam, karena pendapatan mereka meningkat secara signifikan.
Dampak Positif Program Serap Gabah Bulog Kotim
Program serap gabah Bulog Kotim telah berhasil menyerap setidaknya 14,3 ton GKP pada penyerapan perdana di Kecamatan Teluk Sampit. Penyerapan ini bukan hanya memberikan keuntungan finansial langsung kepada petani, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian daerah.
Dengan harga beli yang lebih tinggi, petani merasa lebih sejahtera dan termotivasi untuk meningkatkan produksi. Hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga petani dan perbaikan kualitas hidup mereka.
Selain itu, program ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pengolahan gabah yang dilakukan di Kotim melibatkan pengusaha penggilingan lokal, sehingga perputaran uang tetap berada di dalam daerah. Dedak, bekatul, dan hasil sampingan lainnya juga beredar di Kotim, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Multiplier Effect dan Perputaran Ekonomi Lokal
Kepala Bulog Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menekankan pentingnya multiplier effect dari program ini. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, gabah petani Kotim banyak dijual ke Kalimantan Selatan, sehingga manfaat ekonomi tidak dinikmati secara maksimal oleh masyarakat Kotim.
Dengan program Bulog, pengolahan gabah dilakukan di tempat, sehingga manfaat ekonomi langsung dirasakan oleh masyarakat Kotim. Hal ini meningkatkan perputaran uang di daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.
Perputaran ekonomi yang meningkat ini berdampak positif pada berbagai sektor, seperti sektor perdagangan, jasa, dan transportasi. Program ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Kesimpulannya, program serap gabah Bulog di Kotim memberikan manfaat ganda, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani dan menggerakkan perekonomian lokal. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana intervensi pemerintah dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada masyarakat.