HPP Gabah Tinggi: Petani Banyumas Raya Puas, Bulog Jamin Stabilitas Harga Beras
Petani di Banyumas Raya merasakan dampak positif dari harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) yang tinggi dan kemudahan pembayaran dari Bulog, menjamin stabilitas harga beras.

Banyumas, 29 April 2025 - Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) memberikan angin segar bagi para petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas (Banyumas Raya), Jawa Tengah. Kepuasan terlihat jelas dari ungkapan para petani yang merasakan manfaat langsung dari kebijakan ini, terutama terkait kemudahan dan kelancaran pembayaran dari Perum Bulog Cabang Banyumas. Program ini juga berkontribusi pada stabilitas harga beras di pasaran dan memperkuat posisi petani sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
Mulyadi, petani dari Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, mengungkapkan rasa syukurnya. "Kami sangat terbantu dengan kemudahan dan kelancaran pembayaran dari Bulog," ujarnya pada Selasa. Ia menambahkan bahwa sebagian hasil penjualan gabah tersebut dapat dialokasikan sebagai modal untuk musim tanam berikutnya, meliputi pembelian pupuk dan sarana produksi pertanian lainnya. Hal senada diungkapkan Sudiyono, petani dari Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, yang menyebut harga pembelian gabah yang tinggi memberikan harapan baru bagi kesejahteraan petani.
Program penyerapan gabah oleh Bulog ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2025, yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menjaga nilai jual hasil panen petani. Dengan HPP sebesar Rp6.500 per kilogram, pemerintah berupaya memastikan petani mendapatkan harga jual yang layak atas jerih payah mereka. Hal ini juga mendorong semangat petani untuk meningkatkan produksi guna mendukung ketahanan pangan nasional.
Bulog Banyumas: Transparansi dan Efisiensi dalam Penyerapan Gabah
Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas, Prawoko Setyo Aji, menjelaskan bahwa program penyerapan gabah dilakukan secara transparan dan efisien. Sistem Tim Jemput Gabah, yang diperkuat oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Babinsa, menjadi kunci keberhasilan program ini. "Kami ingin memastikan petani merasa puas dengan harga jual yang layak atas hasil panennya. Harga Rp6.500 per kilogram ini merupakan amanah pemerintah yang terus kami sosialisasikan," jelas Prawoko. Kerja sama yang solid dengan TNI, Satgas Pangan Polri, serta Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten juga turut menunjang kelancaran program ini.
Bulog Banyumas menargetkan penyerapan gabah kering panen secara maksimal selama musim panen tahun 2025. Prawoko menekankan pentingnya sinergi dan transparansi dalam proses penyerapan gabah untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar. Ia juga berharap langkah ini dapat memperkuat posisi petani sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional. Data hingga 28 April 2025 menunjukkan Bulog Banyumas telah menyerap 26.062 ton gabah dan 21.284 ton beras, setara dengan 35.196 ton beras.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, dan Dinas Pertanian. Kerja sama yang erat dan sinergis ini memastikan program berjalan lancar dan efektif, memberikan manfaat nyata bagi petani dan menjamin stabilitas harga beras di pasaran. Dengan harga yang memadai dan proses yang transparan, petani dapat merencanakan masa tanam berikutnya dengan lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dampak Positif bagi Petani dan Ketahanan Pangan
Program ini memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya bagi petani tetapi juga bagi ketahanan pangan nasional. Petani merasa lebih terjamin penghasilannya, sehingga mereka dapat mengalokasikan dana untuk keperluan sehari-hari dan modal usaha pertanian di masa mendatang. Dengan demikian, produktivitas pertanian diharapkan meningkat, dan ketahanan pangan nasional pun terjaga.
Sistem pembayaran yang lancar dan transparan dari Bulog juga memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada petani. Hal ini mendorong petani untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program pemerintah, sehingga tujuan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani dapat tercapai secara efektif. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan petani dapat menghasilkan dampak positif yang luas.
Melalui program ini, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mensejahterakan petani dan menjaga stabilitas harga pangan. Dengan adanya kepastian harga dan kemudahan akses pasar, petani dapat lebih fokus pada peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Ke depan, diharapkan program serupa dapat terus ditingkatkan dan diperluas cakupannya agar lebih banyak petani yang merasakan manfaatnya. Dengan demikian, sektor pertanian dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.