Sukses! Serapan Gabah Perdana Kotim Capai 14,3 Ton, Petani Untung Lebih Banyak
Program Serapan Gabah di Kotim berhasil menyerap 14,3 ton gabah dengan harga Rp6.500/kg, memberikan keuntungan lebih besar bagi petani dan mendorong peningkatan produksi.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) berhasil menyerap 14,3 ton gabah petani pada program serapan gabah perdana. Program yang dimulai Senin (10/3) di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit ini merupakan kolaborasi DPKP Kotim dan Perum Bulog Cabang Kotim. Penyerapan gabah ini memberikan dampak positif bagi petani dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, sekaligus menjadi langkah strategis dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Kotim.
Penyerapan gabah dilakukan terhadap panen seluas 3,5 hektare, menghasilkan 14.300 kilogram gabah kering panen (GKP). Bulog membeli gabah tersebut dengan harga Rp6.500 per kilogram, total transaksi mencapai Rp92.950.000. Gabah tersebut berasal dari dua kelompok tani, Brigade Pangan Bedidih Bersatu (7.300 kg) dan Brigade Pangan Gemuk Sari Mandiri (7.000 kg). Kepala DPKP Kotim, Sepnita, mengungkapkan bahwa harga ini lebih menguntungkan petani dibandingkan harga sebelumnya yang hanya berkisar Rp4.500–Rp5.500 per kilogram.
Program Serapan Gabah (Sergab) ini bertujuan untuk menstabilkan harga gabah di tingkat petani dan mengurangi ketergantungan mereka pada tengkulak. Dengan adanya kepastian harga dari Bulog, petani terhindar dari fluktuasi harga yang sering merugikan. Sistem pembayaran yang cepat dan transparan juga menjadi keuntungan tersendiri, karena Bulog langsung membayar di tempat setelah panen selesai. Hal ini berbeda dengan penjualan ke tengkulak yang biasanya membutuhkan waktu lama untuk pembayaran.
Harga Gabah Naik, Semangat Petani Meningkat
Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) menjadi Rp6.500 per kilogram disambut gembira oleh para petani. "Dengan harga lebih baik, petani semakin bersemangat mengolah kembali lahan dan meningkatkan produksi gabah berkualitas. Ini upaya kita mewujudkan ketahanan pangan di Kotim," ujar Sepnita. Kepastian harga dan pembayaran yang cepat mendorong petani untuk lebih giat mengolah lahan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi gabah berkualitas di masa mendatang.
Program Sergab ini juga memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan di Kotim. Dengan meningkatnya produksi gabah berkualitas, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah. Sistem yang transparan dan efisien dalam program ini juga menjadi contoh baik dalam pengelolaan hasil pertanian.
Proses serapan gabah berjalan lancar berkat koordinasi yang baik antara DPKP Kotim dan Bulog. "Langsung pihak Bulog dihubungi Kepala BPP setempat kapan panen, dan bayar di tempat oleh Bulog," jelas Sepnita. Kerjasama yang efektif ini memastikan program berjalan efisien dan memberikan manfaat maksimal bagi petani.
Bulog Dukung Swasembada Pangan
Pimpinan Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menjelaskan bahwa penyerapan gabah dilakukan berdasarkan HPP terbaru sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional. Kenaikan harga dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani.
Azwar menambahkan, "Langkah ini menunjukkan dukungan kami terhadap program Asta Cita Presiden RI dalam mewujudkan swasembada pangan. Kami berkomitmen untuk menyerap sebanyak-banyaknya hasil panen petani lokal, baik di Kotawaringin Timur maupun Katingan." Pernyataan ini menegaskan komitmen Bulog dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional.
Secara keseluruhan, program serapan gabah perdana di Kotim berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi petani. Kenaikan harga, sistem pembayaran yang cepat dan transparan, serta dukungan penuh dari pemerintah dan Bulog, telah mendorong peningkatan semangat petani dalam meningkatkan produksi gabah berkualitas. Hal ini menjadi langkah penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Kotim dan berkontribusi pada program swasembada pangan nasional.