PT Pos Indonesia: Lepas Ketergantungan pada Pemerintah, Raih Potensi Pasar Logistik
Anggota Komisi VI DPR RI Asep Wahyuwijaya mendorong PT Pos Indonesia untuk berinovasi dan mengurangi ketergantungan pada proyek pemerintah, memanfaatkan potensi pasar logistik yang menjanjikan.
Cibinong, Bogor, 11 Februari 2025 - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi NasDem, Asep Wahyuwijaya, mendesak PT Pos Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada proyek pemerintah dan memanfaatkan peluang besar di sektor logistik. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2024 mencapai 14% atau sekitar Rp1.400 triliun, menunjukkan potensi pasar yang sangat menjanjikan.
Memanfaatkan Potensi Pasar Logistik
Asep Wahyuwijaya menekankan pentingnya inovasi bagi PT Pos Indonesia untuk bersaing di pasar logistik yang kompetitif. Meskipun memiliki jaringan terluas dengan 4.300 cabang, 30.000 titik penjualan, dan ribuan pekerja mitra, pendapatan PT Pos Indonesia pada tahun 2024 hanya mencapai Rp5,7 triliun. Angka ini dinilai jauh dari potensi sebenarnya, terutama jika dibandingkan dengan kompetitor yang lebih muda seperti TIKI dan JNE.
"PT Pos Indonesia sebagai perusahaan plat merah seharusnya mampu menangkap peluang ini," ujar Asep. "Dengan jaringan yang begitu luas, seharusnya PT Pos Indonesia dapat merajai pasar logistik di Indonesia. Namun, tampaknya mereka masih terlalu bergantung pada proyek pemerintah."
Inovasi dan Strategi Bisnis yang Revolusioner
Asep menyoroti posisi PT Pos Indonesia yang hanya berada di peringkat ketiga perusahaan logistik terbaik di Indonesia pada tahun 2024. Ia menilai hal ini sebagai indikasi kurangnya inovasi dan strategi bisnis yang revolusioner. PT Pos Indonesia, menurutnya, perlu beralih dari strategi 'berburu di kebun binatang' (bergantung pada proyek pemerintah) ke strategi 'berburu di hutan liar' (bersaing secara mandiri di pasar terbuka).
"Mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan berinovasi dalam layanannya," tegas Asep. "Kecepatan, ketepatan, efisiensi, dan transparansi pengiriman harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar mengandalkan proyek pemerintah."
Memanfaatkan Sinergi BUMN
PT Pos Indonesia sendiri telah menetapkan tema RKAP tahun 2025 yaitu memperkuat sinergi BUMN untuk mengambil peluang usaha pengiriman dari BUMN lain senilai Rp280 triliun. Asep menilai ini sebagai potensi besar untuk meningkatkan pendapatan dan laba. Namun, ia kembali menekankan pentingnya inovasi teknologi untuk mendukung strategi ini.
"Sinergi BUMN memang potensial, tetapi tanpa inovasi teknologi, PT Pos Indonesia akan kesulitan bersaing," kata Asep. "Mereka harus menunjukkan kesiapan teknologi untuk memastikan kecepatan, ketepatan, efisiensi, dan transparansi pengiriman."
Kesimpulan
Asep Wahyuwijaya berharap PT Pos Indonesia dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada proyek pemerintah dan fokus pada inovasi untuk bersaing di pasar logistik yang dinamis. Dengan potensi pasar yang besar dan jaringan yang luas, PT Pos Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin di sektor ini, asalkan mau bertransformasi dan berinovasi.