Rumah BUMN Makassar Dorong Kain Tenun Toraja Go Modern dan Go Global
Rumah BUMN Makassar berkolaborasi dengan UMKM lokal, khususnya Naval Modesty Tailor, untuk memodernisasi dan memasarkan kain tenun Toraja ke pasar nasional bahkan internasional melalui program 4 Go.

Rumah BUMN Makassar memainkan peran krusial dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, khususnya dalam memasarkan produk kain tenun khas Toraja. Inisiatif ini tidak hanya mengangkat warisan budaya Toraja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui strategi pemasaran modern dan terintegrasi. Program ini menjawab pertanyaan bagaimana UMKM lokal dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif, siapa yang diuntungkan, dan mengapa kain tenun Toraja perlu mendapat perhatian lebih.
Salah satu pelaku UMKM yang merasakan manfaatnya adalah Naval Modesty Tailor, sebuah usaha milik Irtani Irbar Zoleng, alumni Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin. Naval Modesty Tailor berhasil mengubah persepsi masyarakat terhadap kain tenun Toraja dengan mendesain ulang kain tradisional tersebut menjadi busana modern seperti dress kasual, outer, dan kemeja. Inovasi ini menjawab tantangan bagaimana kain tenun tradisional dapat diterima oleh generasi muda.
Program unggulan Rumah BUMN Makassar, yang dikenal sebagai '4 Go', menjadi kunci keberhasilan ini. Keempat pilar program tersebut, yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global, memberikan dukungan holistik bagi UMKM binaannya. Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan yang komprehensif, mulai dari legalitas usaha hingga strategi pemasaran digital dan ekspor.
Transformasi Kain Tenun Toraja melalui Program 4 Go
Program 'Go Modern' memastikan UMKM binaan Rumah BUMN terdaftar resmi dan dikelola secara profesional. Hal ini memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Selanjutnya, 'Go Digital' mendorong pemanfaatan media sosial untuk promosi dan interaksi dengan konsumen, memperluas jangkauan pasar secara signifikan.
Sementara itu, 'Go Online' memfasilitasi UMKM untuk memanfaatkan marketplace dan platform e-commerce, meningkatkan penetrasi pasar digital. Puncak dari program ini adalah 'Go Global', yang membekali UMKM dengan kemampuan untuk ekspor, membuka peluang pasar internasional yang lebih luas. Dengan demikian, kain tenun Toraja tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga berpotensi menembus pasar global.
Irtani Irbar Zoleng, pemilik Naval Modesty Tailor, mengungkapkan bahwa strategi pemasaran modern yang dipelajarinya melalui program 4 Go telah membuahkan hasil positif. "Pecah stigma bahwa tenun hanya untuk acara resmi. Kami ubah dengan sentuhan modern, sehingga anak muda bisa bangga memakainya sehari-hari," katanya. Hal ini menunjukkan keberhasilan program dalam mengubah persepsi dan meningkatkan daya tarik produk kain tenun Toraja.
Rumah BUMN: Mitra Holistik bagi UMKM
Rumah BUMN tidak hanya membantu UMKM yang sudah mapan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin memulai usaha. "Rumah BUMN hadir sebagai mitra holistik, baik untuk UMKM yang ingin berkembang maupun calon wirausaha yang ingin merintis impiannya," jelas Ayu Anisela, Project Leader Rumah BUMN Makassar. Hal ini menunjukkan komitmen Rumah BUMN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kewirausahaan di Indonesia.
Kemitraan dengan penenun lokal juga menjadi bagian penting dari strategi Naval Modesty Tailor. Dengan melibatkan penenun lokal, Irtani tidak hanya mendukung perekonomian masyarakat Toraja, tetapi juga menjaga kelestarian warisan budaya. Ini menjadi contoh nyata bagaimana program Rumah BUMN dapat memberikan dampak positif yang luas, baik dari sisi ekonomi maupun budaya.
Keberhasilan Rumah BUMN Makassar dalam memasarkan kain tenun Toraja membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, lembaga swasta, dan UMKM lokal dapat menghasilkan dampak yang signifikan. Program 4 Go menjadi model yang dapat ditiru untuk pengembangan UMKM di daerah lain, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melestarikan warisan budaya Indonesia.
Program ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Toraja di Makassar, karena Irtani menjalin kemitraan dengan penenun lokal. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memberikan dampak sosial ekonomi yang positif bagi masyarakat setempat.