Semangat Toleransi Guru Tua: Pelajaran Hidup dari KH Quraish Shihab
KH Quraish Shihab menekankan pentingnya meneladani semangat toleransi Guru Tua, pendiri Alkhairaat, sebagai pelajaran hidup berbangsa dan bernegara, seraya membantah suara sumbang yang meragukan kepahlawanannya.

Palu, Sulawesi Tengah, 12 April 2024 - KH Muhammad Quraish Shihab, ulama terkemuka Indonesia, dalam ceramahnya pada peringatan Haul Guru Tua ke-57 di Palu, Sabtu lalu, menekankan pentingnya meneladani semangat toleransi yang ditunjukkan oleh Habib Idrus Bin Salim Aljufri, pendiri Alkhairaat yang akrab disapa Guru Tua. Ceramah tersebut disampaikan secara daring dan berlangsung selama lima menit. Peringatan Haul ini menyoroti sosok Guru Tua dan ajaran-ajarannya yang relevan hingga saat ini. KH Quraish Shihab hadir secara virtual untuk memberikan pesan-pesan penting terkait toleransi dan keteladanan Guru Tua.
Dalam ceramahnya, KH Quraish Shihab menyatakan bahwa toleransi merupakan inti ajaran agama dan sangat penting diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau mencontohkan sebuah kisah perjalanan Guru Tua ke pedesaan. Saat itu, Guru Tua bertemu rombongan misi agama lain yang mobilnya mengalami kerusakan. Tanpa ragu, Guru Tua menawarkan tumpangan kepada mereka karena tujuan perjalanan mereka sama. Kisah ini menggambarkan betapa toleransi dan kepedulian merupakan bagian integral dari kehidupan Guru Tua.
Selain toleransi, KH Quraish Shihab juga menyoroti dedikasi Guru Tua dalam bidang pendidikan. Guru Tua mendirikan ribuan sekolah Alkhairaat tanpa mengharapkan imbalan materi. Beliau membiayai kehidupannya melalui kegiatan perdagangan. "Beliau ke pedesaan mengajar, bukan untuk mendapatkan rezeki pengajarannya. Di samping mengajar beliau berdagang. Sehingga beliau tidak mendapatkan materi dari mengajarnya," ungkap Kiai Quraish, menekankan pengabdian Guru Tua yang tulus dan ikhlas.
Keteladanan Guru Tua dan Bantahan terhadap Kritik
KH Quraish Shihab juga menanggapi kritik yang muncul belakangan ini mengenai peran Guru Tua dalam sejarah Indonesia. Beliau menepis keraguan tersebut dengan analogi yang menarik. "Akhir-akhir ini ada terdengar suara sumbang menyangkut beliau... seakan-akan beliau tidak terlibat dalam upaya-upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saudara. Bagi saya, keadaan mereka yang ingin mencederai kepahlawanan dari Habib Idrus bin Salim Aljufri, saya ibaratkan dia seperti keledai yang ingin menabrak tembok terdiri dari baja. Tembok tidak terpengaruh, tapi tanduk keledainya akan patah," tegasnya. Metafora ini menggambarkan betapa sia-sia upaya meragukan jasa dan kontribusi Guru Tua.
Lebih lanjut, KH Quraish Shihab mengajak masyarakat untuk mengabaikan suara-suara sumbang tersebut dan mempelajari lebih dalam sosok Guru Tua. Beliau yakin, jika dilakukan dengan tulus dan objektif, maka akan terlihat jelas bahwa Guru Tua merupakan tokoh yang layak diteladani. "Biarkan mereka mengoceh. Lalu biarkan pula mereka mempelajari dengan jauh siapa sosok Guru Tau. Bila memang mereka tulus dan objektif, maka pada akhirnya mereka akan menganggap Guru Tua adalah salah satu tokoh yang wajar jadi teladan, dan wajar kita ikuti langkah-langkahnya dari berbagai bidang," pesan beliau.
Pesan ini mengajak pada sikap bijak dan kritis dalam menyikapi informasi. Perlu adanya riset dan pemahaman yang mendalam sebelum menilai sosok penting seperti Guru Tua. KH Quraish Shihab dengan lugas membela dan mengajak masyarakat untuk menghargai jasa-jasa Guru Tua bagi bangsa dan negara.
Nilai-nilai yang Dapat Diteladani dari Guru Tua
Dari ceramah KH Quraish Shihab, kita dapat mengambil beberapa nilai penting yang dapat diteladani dari Guru Tua: pertama, semangat toleransi yang tinggi; kedua, dedikasi yang luar biasa dalam bidang pendidikan; dan ketiga, keikhlasan dalam beramal tanpa mengharapkan imbalan materi. Ketiga nilai ini menjadi contoh nyata bagaimana seseorang dapat berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.
Guru Tua, melalui tindakan dan ajarannya, telah memberikan warisan berharga bagi Indonesia. Semangat toleransi, dedikasi pada pendidikan, dan keikhlasannya dalam beramal menjadi teladan yang patut dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Peringatan Haul Guru Tua ini menjadi momentum penting untuk merenungkan dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, pesan KH Quraish Shihab untuk selalu mengedepankan toleransi dan meneladani keikhlasan Guru Tua dalam berjuang untuk bangsa dan negara patut direnungkan. Semoga semangat toleransi dan keteladanan Guru Tua terus menginspirasi generasi muda Indonesia.