Siaga Konflik Harimau di Mukomuko: BKSDA Patroli dan Pasang Perangkap
BKSDA Bengkulu siagakan personel dan pasang perangkap antisipasi konflik harimau pasca-kematian warga dan ternak di Mukomuko, namun hingga kini belum ada jejak baru.
Mukomuko dalam Siaga: Ancaman Harimau dan Antisipasi BKSDA
Kejadian memilukan di Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, beberapa waktu lalu menyita perhatian. Kematian Ibnu Oktavianto (22) pada 7 Januari 2024 dan ditemukannya sapi milik warga mati dimangsa harimau, membuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu langsung bertindak cepat.
Respon Cepat BKSDA: Pemantauan dan Perangkap
BKSDA Bengkulu langsung menyiagakan personelnya di lokasi kejadian untuk melakukan pemantauan intensif. Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko, Damin, menjelaskan bahwa tim tetap berada di Desa Tunggal Jaya, memantau situasi dan menyelidiki setiap laporan terkait jejak harimau. Sebagai langkah antisipasi, tiga perangkap telah dipasang setelah insiden tersebut.
Upaya Pencegahan dan Pengawasan
Pemasangan perangkap, menurut Damin, dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, selama 21 hari. Hingga hari ketujuh pelaksanaan, belum ada tanda-tanda pergerakan harimau maupun jejak baru yang ditemukan. Meski begitu, imbauan kewaspadaan kepada warga tetap digencarkan.
Dampak Psikologis dan Ancaman Lain
Situasi ini ternyata memunculkan dampak lain. Ketakutan warga akan keberadaan harimau membuat mereka enggan beraktivitas di kebun, kondisi yang dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan pencurian buah sawit. BKSDA menghimbau warga tetap beraktivitas, namun dengan kewaspadaan yang lebih tinggi.
Menunggu Instruksi dan Kesimpulan
Hingga saat ini, belum ada kesimpulan pasti terkait konflik harimau tersebut. BKSDA masih menunggu instruksi dari pimpinan terkait langkah-langkah selanjutnya. Tim tetap siaga dan memantau situasi di lapangan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kesimpulan: Kewaspadaan Tetap Diperlukan
Kejadian di Mukomuko ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan hidup berdampingan dengan satwa liar. Kewaspadaan warga dan langkah-langkah antisipasi dari BKSDA diharapkan mampu mencegah konflik lebih lanjut, sambil menunggu hasil investigasi dan instruksi lebih lanjut.