Sidang Lanjutan Penembakan Bos Rental: Enam Saksi Diperiksa
Pengadilan Militer II-08 menggelar sidang lanjutan kasus penembakan bos rental di Tol Tangerang-Merak, memeriksa enam saksi termasuk anak korban dan tiga oknum TNI AL yang didakwa penadahan dan pembunuhan berencana.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Pengadilan Militer II-08 kembali menggelar sidang lanjutan kasus penembakan terhadap bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Sidang yang digelar Kamis, 2 Januari 2024, ini berfokus pada pemeriksaan enam saksi kunci. Peristiwa ini menyita perhatian publik dan proses persidangan pun diawasi ketat.
Pemeriksaan Enam Saksi Kunci
Kepala Oditurat Militer II-07 Jakarta, Kolonel Kum Riswandono Hariyadi, membenarkan bahwa sidang dimulai pukul 09.00 WIB. "Sidang mulai pukul 09.00 WIB, pemeriksaan saksi enam orang," ujarnya saat dikonfirmasi di Jakarta. Keenam saksi tersebut memberikan keterangan penting terkait peristiwa penembakan tersebut.
Dua dari enam saksi merupakan anak dari korban, Ilyas Abdurrahman, yaitu Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra. Keduanya memberikan kesaksian berdasarkan pengalaman mereka terkait peristiwa yang menimpa ayah mereka. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan gambaran lebih detail mengenai kejadian tersebut.
Empat saksi lainnya yang turut diperiksa adalah Muhammad Isra, Samsul Bahri SE alias Acung, Samsul Bahri alias Jenggot, dan Samsul Bahri alias Agus. Identitas dan peran masing-masing saksi ini masih belum terungkap secara detail, namun keterangan mereka penting untuk melengkapi konstruksi kasus.
Transparansi dan Akuntabilitas Proses Persidangan
Sidang dilakukan secara terbuka untuk umum, memungkinkan media dan masyarakat untuk memantau langsung jalannya persidangan. Hal ini menunjukkan komitmen pengadilan terhadap transparansi dan akuntabilitas proses hukum. Langkah ini juga diharapkan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap sistem peradilan.
Proses persidangan ditekankan akan dilakukan secara profesional, independen, imparsial, transparan, dan akuntabel. Komitmen ini penting untuk memastikan keadilan ditegakkan dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Tiga Oknum TNI AL Didakwa
Sebelumnya, tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) dari Oditurat Militer II-07 Jakarta telah didakwa dalam kasus ini. Ketiga terdakwa tersebut adalah Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan.
Mayor Corps Hukum (Chk) Gori Rambe, Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta, menjelaskan dakwaan terhadap para terdakwa. "Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana sesuai pasal 480 ke-1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan pasal penadahan," kata Mayor Rambe di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur.
Dakwaan Pembunuhan Berencana
Selain pasal penadahan, dua dari tiga terdakwa, yaitu KLK Bambang Apri Atmojo dan Sersan Satu Akbar Adli, juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dakwaan ini terkait dengan pasal pembunuhan berencana, yang menunjukkan tingkat keseriusan kasus ini.
Sidang akan berlanjut dengan pemeriksaan saksi-saksi lainnya. Publik menantikan perkembangan selanjutnya dan berharap keadilan dapat ditegakkan dalam kasus penembakan bos rental ini. Proses hukum yang transparan dan akuntabel sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia.