Sosialisasi Jadi Langkah Awalatasi Perambahan di TNBBS, Lampung
Gubernur Lampung prioritaskan sosialisasi untuk mengatasi perambahan 7.000 hektare lahan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dengan pendekatan humanis sebelum mengambil tindakan tegas.

Pemerintah Provinsi Lampung akan memprioritaskan sosialisasi sebagai langkah awal dalam mengatasi perambahan hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, di Tanggamus pada Senin, 29 April 2024. Pernyataan ini muncul setelah ditemukannya kasus perambahan hutan konservasi seluas 7.000 hektare di wilayah TNBBS, sebagian besar dialihfungsikan menjadi perkebunan kopi.
Menurut Gubernur, pendekatan humanis akan diutamakan dalam upaya mengatasi masalah ini. "Tahapan pertama yang akan dilakukan untuk mengatasi kasus perambahan ini adalah sosialisasi, kita buat programnya dahulu agar bisa berkomunikasi dengan perambah secara baik-baik," ujar Rahmat Mirzani Djausal. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang efektif untuk memahami akar permasalahan dan mencari solusi bersama.
Langkah sosialisasi ini merupakan upaya untuk mengajak para perambah agar menghentikan aktivitas mereka dan turut serta melestarikan kawasan hutan konservasi yang memiliki nilai penting bagi keanekaragaman hayati Indonesia. Jika pendekatan persuasif ini gagal, pemerintah Provinsi Lampung tidak menutup kemungkinan untuk mengambil tindakan tegas.
Upaya Humanis dan Pelestarian Ekosistem
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menjelaskan bahwa hutan konservasi di TNBBS, khususnya di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, merupakan kawasan yang diakui dunia karena keanekaragaman hayati yang dimilikinya, termasuk tiga satwa kunci dan flora endemik. Oleh karena itu, pelestariannya sangat penting.
Ia menambahkan bahwa leluhur masyarakat sekitar telah lama memahami pentingnya menjaga kelestarian TNBBS. Namun, belakangan ini maraknya perambahan hutan telah mengancam kelestarian ekosistem tersebut. Sosialisasi diharapkan dapat mengembalikan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga hutan dan mengajak mereka untuk menghentikan perambahan.
Lebih lanjut, Gubernur menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. "Masyarakat pun harus ikut serta dalam menjaga kelestarian kawasan hutan konservasi agar satwa dan flora endemik tetap terjaga dengan baik," katanya. Ia juga menyoroti konflik antara manusia dan satwa liar yang terjadi akibat perambahan hutan, dan berharap sosialisasi dapat mencegah konflik tersebut.
Gubernur mengapresiasi masyarakat yang telah berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengajak semua pihak untuk hidup berdampingan dengan alam dan menghindari perambahan hutan. "Mari kita hidup lebih baik, hidup berdampingan dengan satwa dengan tidak merambah hutan," ajaknya.
Konflik Manusia dan Satwa Liar
Perambahan hutan di TNBBS tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak pada kehidupan satwa liar. Akibat hilangnya habitat dan sumber makanan, satwa liar sering turun ke pemukiman warga, menyebabkan konflik antara manusia dan satwa.
Sosialisasi diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan bagi kehidupan satwa liar. Dengan memahami dampak perambahan hutan terhadap ekosistem, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan.
Selain itu, sosialisasi juga akan memberikan informasi tentang alternatif mata pencaharian bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya pada perambahan hutan. Pemerintah Provinsi Lampung berencana untuk memberikan pelatihan dan bantuan kepada masyarakat agar mereka dapat beralih ke mata pencaharian yang lebih berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan perambahan hutan di TNBBS dapat diatasi dan kelestarian ekosistemnya dapat terjaga.
Langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah meliputi:
- Sosialisasi kepada masyarakat sekitar TNBBS tentang pentingnya pelestarian hutan.
- Memberikan pemahaman tentang dampak negatif perambahan hutan terhadap lingkungan dan kehidupan satwa liar.
- Menyediakan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya pada perambahan hutan.
- Penegakan hukum terhadap para perambah hutan jika pendekatan persuasif gagal.
Semoga dengan upaya yang terpadu ini, perambahan hutan di TNBBS dapat diatasi dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut dapat tetap terjaga.