Sulbar Kembangkan Cabai Salodua: Potensi Ekonomi Baru dari Sektor Pertanian
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengembangkan cabai Salodua untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, memanfaatkan lahan seluas 50 hektare serta belajar teknik budidaya dari petani sukses di Enrekang.
![Sulbar Kembangkan Cabai Salodua: Potensi Ekonomi Baru dari Sektor Pertanian](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000044.290-sulbar-kembangkan-cabai-salodua-potensi-ekonomi-baru-dari-sektor-pertanian-1.jpg)
Mamuju, Sulawesi Barat, 10 Februari 2024 - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berambisi meningkatkan perekonomian daerah melalui sektor pertanian, khususnya dengan pengembangan cabai jenis Salodua. Varietas cabai ini dipilih karena potensi keuntungannya yang besar dan ketahanan terhadap penyakit.
Potensi Cabai Salodua di Sulawesi Barat
Inisiatif ini berawal dari kunjungan Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, ke Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Di sana, mereka mempelajari teknik budidaya cabai Salodua dari kelompok tani Laskar Pelangi, yang sukses meraup pendapatan hingga Rp350 juta per hektare. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi Sulbar untuk menerapkan model budidaya serupa.
Keunggulan cabai Salodua terletak pada produktivitas dan ketahanannya terhadap penyakit Anthracnose dan virus Gemini. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi, sesuai dengan kondisi geografis Sulbar yang beragam. Selain itu, rasa pedasnya yang khas dan warna yang menarik (ungu saat muda dan merah mengkilap saat matang) menjadi daya tarik tersendiri.
Ukuran cabai Salodua yang relatif kecil (panjang 3-4 cm dan diameter 0,75 cm) mungkin tampak kurang menguntungkan, namun jumlah pohon yang ditanam dalam satu lahan mampu memberikan hasil yang signifikan. Menurut Gubernur, dengan menanam 5.000 pohon cabai Salodua, petani berpotensi mendapatkan pendapatan hingga Rp3,5 juta per bulan.
Dukungan Pemerintah untuk Petani
Pemerintah Provinsi Sulbar telah menyiapkan lahan seluas 50 hektare untuk pengembangan cabai Salodua. Langkah ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan produksi cabai di Sulbar yang saat ini mencapai 28.952 ton per tahun. Targetnya jelas: meningkatkan pendapatan masyarakat dan memenuhi kebutuhan cabai di daerah.
Selain penyediaan lahan, Pemprov Sulbar juga berkomitmen untuk memberikan pembinaan kepada kelompok tani dan masyarakat luas. Pembinaan ini akan mencakup seluruh aspek budidaya, mulai dari penanaman hingga panen, guna memastikan keberhasilan program ini.
Dengan demikian, pengembangan cabai Salodua bukan hanya sekadar program peningkatan produksi, tetapi juga upaya pemberdayaan petani. Pemprov Sulbar berharap program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat Sulbar.
Harapan untuk Masa Depan
Suksesnya pengembangan cabai Salodua di Sulbar bergantung pada beberapa faktor, termasuk keseriusan pemerintah dalam memberikan dukungan dan partisipasi aktif dari petani. Namun, melihat potensi yang ada dan komitmen pemerintah, pengembangan cabai Salodua ini memiliki prospek yang cerah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan perekonomian daerah. Program ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan komoditas pertanian lainnya di Sulbar.
Lebih lanjut, keberhasilan ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk mengeksplorasi potensi komoditas lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor pertanian. Dengan demikian, pengembangan cabai Salodua di Sulbar bukan hanya bermanfaat bagi daerah tersebut, tetapi juga dapat memberikan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.