Swasembada Pangan 2026: Fokus Utama Musrenbang Pati, Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah tekankan swasembada pangan sebagai fokus utama Musrenbang Pati 2025, dengan target 11 juta ton GKG pada 2026 dan berbagai strategi pendukung.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Wilayah Eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah, yang diselenggarakan Senin lalu, memfokuskan pembahasan utamanya pada upaya mencapai swasembada pangan pada tahun 2026. Hal ini ditegaskan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Musrenbang ini menjadi langkah penting dalam pencapaian target nasional, melibatkan berbagai pihak dan strategi untuk memastikan keberhasilannya.
Gubernur Luthfi menjelaskan bahwa Musrenbang Pati merupakan tahap awal. Pembahasan akan berlanjut pada Musrenbang tingkat Jawa Tengah, yang akan melibatkan tokoh masyarakat dan Forkopimda untuk membahas solusi atas permasalahan di daerah masing-masing. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif semua pihak dalam mencapai target swasembada pangan.
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan bahwa pembahasan swasembada pangan ini merupakan kelanjutan dari perencanaan sebelumnya dalam RPJMD. Tahun-tahun sebelumnya telah difokuskan pada pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur pertanian, jalan, sekolah, serta peningkatan sumber daya manusia dan kesehatan. Target swasembada pangan tahun 2026 ini, menurutnya, menjadi batu loncatan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat di Jawa Tengah.
Strategi Menuju Swasembada Pangan Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah memiliki target ambisius untuk mencapai swasembada pangan sebesar 11 juta ton gabah kering giling (GKG) pada tahun 2026. Gubernur Luthfi menyatakan optimisme atas pencapaian target tersebut. Hingga bulan April 2025, realisasi produksi gabah kering giling telah mencapai 4,9 juta ton. Dengan sisa waktu yang ada, Gubernur yakin target tersebut dapat tercapai.
Sebagai gambaran, pada tahun 2024, Jawa Tengah telah berhasil memproduksi 8,8 juta ton GKG, berkontribusi sebesar 16,73 persen terhadap produksi nasional. Capaian ini menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar kedua setelah Jawa Timur.
Beberapa strategi kunci telah dijabarkan untuk mencapai target swasembada pangan. Salah satunya adalah revitalisasi lahan pertanian dengan menekankan pentingnya menjaga lahan pertanian dan mencegah alih fungsi lahan menjadi bangunan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri BPN/ATR yang sebelumnya telah mengunjungi Jawa Tengah.
"Dalam membangun tidak boleh semena-mena jalur hijau dijadikan bangunan demi mempertahankan lahan pertanian," tegas Gubernur Luthfi.
Infrastruktur dan Antisipasi Kekeringan
Selain menjaga lahan pertanian, perbaikan infrastruktur pendukung juga menjadi fokus utama. Perbaikan saluran irigasi sekunder dan primer akan dilakukan untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian. Pemetaan daerah rawan kekeringan juga akan dilakukan untuk mengantisipasi dampak musim kemarau.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan intervensi di daerah-daerah yang rentan kekeringan, misalnya dengan membangun sumur atau solusi lainnya. Langkah-langkah ini akan dibahas lebih lanjut setelah Musrenbang Pati selesai.
Musrenbang Pati menjadi langkah strategis dalam upaya Jawa Tengah mencapai swasembada pangan. Komitmen pemerintah provinsi, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan strategi yang terukur diharapkan dapat mewujudkan target tersebut dan memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan nasional.