Tabungan Emas BSI Tembus 250 Kg per Bulan, Dorong Pertumbuhan Bisnis hingga Rp14 Triliun
Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatat pertumbuhan signifikan pada bisnis emas, dengan tabungan emas mencapai 250 kilogram per bulan dan total aset emas mencapai Rp14,33 triliun pada Maret 2025.

Bank Syariah Indonesia (BSI) mengumumkan capaian signifikan dalam bisnis emasnya. Sejak diluncurkan pada Februari 2025, tabungan emas masyarakat melalui BSI telah mencapai angka 250 kilogram per bulan. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi dan menabung dalam bentuk emas, terutama di tengah tren peningkatan harga emas.
Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, mengungkapkan rasa syukurnya atas pertumbuhan pesat ini. Ia memprediksi, dengan tren positif tersebut, total emas yang ditabung melalui BSI akan mencapai angka yang sangat signifikan hingga akhir tahun. Kehadiran layanan bank emas BSI terbukti telah menjawab kebutuhan masyarakat akan alternatif investasi dan tabungan yang aman dan menguntungkan.
Pertumbuhan ini didorong oleh antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap produk emas BSI. Bob menjelaskan bahwa masyarakat melihat emas sebagai instrumen saving dan investasi yang menjanjikan, terutama mengingat tren kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir. "Empat bulan terakhir ini, tampaknya masyarakat itu memang cukup menunggu dan cukup mengharapkan dengan emas ini karena ada dua jenis masyarakat yang melihat emas ini sebagai tempat untuk saving dan juga ada tempat untuk investasi. Karena beberapa saat ini tren harga emas itu memang selalu naik," kata Bob.
Pertumbuhan Signifikan Bisnis Emas BSI
Data menunjukan pertumbuhan bisnis emas BSI melalui platform BYOND by BSI sangat signifikan. Hingga Maret 2025, tercatat peningkatan jumlah nasabah sekitar 28 persen, mencapai 119 ribu nasabah. Saldo emas BSI pun mencapai 621 kilogram. Secara keseluruhan, pertumbuhan bisnis emas BSI mencapai 81,99 persen (YoY) dengan total nilai mencapai Rp14,33 triliun.
Produk cicil emas menjadi kontributor utama pertumbuhan ini, mencapai Rp7,37 triliun dengan pertumbuhan 168,64 persen (YoY). Sementara itu, gadai emas juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 35,65 persen (YoY) dengan nilai mencapai Rp6,96 triliun.
Keberhasilan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan berbasis biaya (fee based income) BSI, mencapai 17,81 persen. Selain itu, pendapatan berbasis biaya dari bisnis e-channel dan treasury juga mengalami peningkatan.
Strategi BSI dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi
Bob Tyasika Ananta mengakui pentingnya bisnis berbasis emas bagi BSI, terutama sebagai pendorong pertumbuhan anorganik di tengah kondisi ekonomi yang menantang. BSI telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan emas di masa mendatang. Aktivitas pembelian emas BSI telah mencapai 17 ton dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan bisnis emas yang pesat.
Secara keseluruhan, keberhasilan BSI dalam mengelola bisnis emas menunjukkan potensi besar dari sektor ini sebagai alternatif investasi dan tabungan bagi masyarakat Indonesia. Strategi BSI dalam menyediakan berbagai produk dan layanan yang inovatif, serta antisipasi terhadap tren pasar, menjadi kunci keberhasilan ini.
Dengan terus meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi emas, BSI diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan di sektor ini. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi BSI untuk terus berkontribusi pada perekonomian Indonesia.