Bisnis Emas BSI Melonjak 78%, Dorong Laba Bersih Tembus Rp7 Triliun
Bank Syariah Indonesia (BSI) mencetak pertumbuhan bisnis emas hingga 78,17% (yoy) menjadi Rp12,82 triliun, didorong produk cicil dan gadai emas, serta peningkatan nasabah, yang turut berkontribusi pada laba bersih Rp7,01 triliun.
![Bisnis Emas BSI Melonjak 78%, Dorong Laba Bersih Tembus Rp7 Triliun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230218.394-bisnis-emas-bsi-melonjak-78-dorong-laba-bersih-tembus-rp7-triliun-1.jpeg)
Jakarta, 6 Februari 2025 - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengumumkan kinerja keuangan yang mengesankan di tahun 2024, dengan pertumbuhan signifikan pada segmen bisnis emas. Pertumbuhan ini mencapai angka fantastis, yaitu 78,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan total realisasi mencapai Rp12,82 triliun. Keberhasilan ini menjadi sorotan utama, menunjukkan strategi bisnis BSI yang tepat sasaran.
Pertumbuhan Pesat Bisnis Emas BSI
Keberhasilan BSI di sektor emas ditopang oleh dua produk unggulan: cicil emas dan gadai emas. Produk cicil emas mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa, melesat hingga 177,42 persen yoy dan mencapai angka Rp6,40 triliun. Sementara itu, produk gadai emas juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, naik 31,33 persen yoy menjadi Rp6,42 triliun. Pertumbuhan ini bukan hanya dari nilai transaksi, tetapi juga dari jumlah nasabah. Nasabah gadai emas meningkat 11 persen yoy, dan nasabah cicil emas bahkan naik sebesar 81 persen yoy.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa bisnis emas merupakan produk unik BSI dan sekaligus peluang besar bagi pertumbuhan perusahaan. "Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah kesempatan emas," ujar Hery dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis lalu.
Strategi BSI di Sektor Haji dan Digitalisasi
Selain emas, BSI juga fokus pada pengembangan bisnis tabungan haji. Jumlah nasabah tabungan haji BSI meningkat pesat hingga mencapai 5,6 juta pada akhir 2024, dengan saldo tabungan mencapai Rp14,5 triliun. Kinerja positif ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan BSI di sektor perbankan syariah.
BSI berhasil memanfaatkan sinergi antara bisnis emas, tabungan haji, dan inovasi digital melalui SuperApp BYOND by BSI. Integrasi ini menghasilkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) yang signifikan, yaitu sebesar 32,58 persen yoy, mencapai Rp5,51 triliun. Rasio fee-based (FBR) juga meningkat menjadi 17,95 persen, menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang lebih baik.
Hery Gunardi menambahkan bahwa BSI mampu mengatasi berbagai tantangan dengan memanfaatkan potensi ekosistem Islam yang menjadi keunggulan bank syariah. "BSI mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi ekosistem Islam yang hanya dimiliki oleh bank syariah," tegasnya.
Kinerja Keuangan BSI Secara Keseluruhan
Secara keseluruhan, BSI membukukan laba bersih yang mengesankan, yaitu Rp7,01 triliun pada akhir 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan double digit sebesar 22,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan yang efektif.
Pertumbuhan DPK BSI mencapai 11,46 persen, menjadi Rp327,45 triliun. Dana murah (CASA) mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK, dengan nilai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy. Penyaluran pembiayaan juga meningkat 15,88 persen yoy, mencapai Rp278,48 triliun. Kinerja positif ini menunjukkan fundamental BSI yang kuat dan prospek pertumbuhan yang cerah.
Kesimpulan
Pertumbuhan bisnis emas yang signifikan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan BSI di tahun 2024. Strategi yang tepat, inovasi digital, dan fokus pada ekosistem Islam telah membawa BSI pada kinerja keuangan yang mengesankan, dengan laba bersih yang tumbuh double digit. Ke depan, BSI diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ini dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah serta memperkuat posisinya sebagai bank syariah terkemuka di Indonesia.