Tahukah Anda? BI Kaltim Tingkatkan Literasi Keuangan Siswa SMA/SMK Melalui Modul Ajar CBPR
Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur meluncurkan Modul Ajar CBPR untuk meningkatkan literasi keuangan siswa SMA/SMK, menumbuhkan cinta rupiah dan pemahaman digital.

Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim) mengambil langkah proaktif dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah. Inisiatif strategis ini diwujudkan melalui peluncuran Modul Ajar Cinta Bangga Paham Rupiah (CBPR) yang inovatif. Program edukasi ini secara khusus ditujukan untuk siswa jenjang SMA dan SMK di seluruh wilayah Kalimantan Timur, bertujuan memperkuat pemahaman mereka tentang keuangan.
Peluncuran modul ajar ini dilaksanakan di Samarinda, sebagai hasil kolaborasi erat antara BI Kaltim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, serta Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Kaltim. Modul ini dirancang agar dapat diimplementasikan secara langsung dalam kurikulum sekolah. Tujuannya adalah menumbuhkan pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan yang bijak dan pemanfaatan teknologi digital secara efektif.
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menyatakan bahwa modul ini tidak hanya berfungsi sebagai materi ajar semata, tetapi juga mendorong praktik dan kegiatan lanjutan. Diharapkan, melalui modul ini, siswa dapat mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan yang kuat terhadap rupiah. Hal ini sejalan dengan misi AstaCita dalam membentuk generasi yang memiliki karakter kuat dan kecintaan terhadap Indonesia sejak dini.
Fokus Modul Ajar CBPR dan Implementasinya
Modul Ajar CBPR dirancang sebagai inovasi strategis untuk meningkatkan literasi keuangan siswa secara komprehensif dan berkelanjutan. Materi yang terkandung di dalamnya mencakup tiga sub materi utama yang sangat relevan dengan kebutuhan finansial modern. Sub materi tersebut adalah Kebanksentralan, Sistem Pembayaran, serta konsep inti Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.
Implementasi modul ini akan terintegrasi secara penuh ke dalam mata pelajaran Ekonomi dan Akuntansi di jenjang SMA dan SMK di seluruh Kaltim. Pendekatan kurikulum ini memastikan bahwa pemahaman keuangan tidak hanya bersifat teoritis belaka, tetapi juga aplikatif dan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini diharapkan mampu membentuk generasi yang cerdas finansial dan siap menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan.
Proses penyusunan Modul Ajar CBPR memakan waktu yang cukup panjang, yaitu delapan bulan, dimulai dari Januari hingga Agustus 2024. Proyek ini melibatkan kolaborasi intensif dari 30 penyusun yang terdiri dari 15 guru ekonomi SMA dan 15 guru akuntansi SMK, bekerja sama erat dengan tim ahli dari Bank Indonesia Kaltim. Dedikasi ini menunjukkan komitmen serius dalam menghasilkan materi ajar yang berkualitas tinggi dan relevan dengan perkembangan zaman.
Kolaborasi Strategis dan Harapan ke Depan
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menekankan pentingnya modul ini dalam membentuk sumber daya manusia unggul yang berdaya saing global. Modul ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang kuat mengenai pengelolaan keuangan pribadi yang efektif dan pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Inisiatif ini juga selaras dengan misi AstaCita dalam membangun SDM yang berkualitas dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Budi Widihartanto juga menambahkan bahwa Bank Indonesia akan terus berkolaborasi dan mengedukasi masyarakat luas mengenai konsep Cinta, Bangga, Paham Rupiah. Konsep Cinta Rupiah diwujudkan dengan merawat uang fisik sebaik mungkin, menghargai setiap lembarannya. Bangga Rupiah berarti memahami posisinya sebagai simbol kedaulatan dan identitas negara. Sementara itu, Paham Rupiah berarti menggunakan mata uang secara bijak dan bertanggung jawab dalam setiap transaksi ekonomi.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim, Surasa, menyampaikan apresiasinya yang tinggi terhadap kolaborasi lintas sektor ini. Menurutnya, peluncuran modul ini merupakan langkah strategis dan inovatif yang patut dicontoh. Inisiatif ini tidak hanya secara signifikan meningkatkan literasi keuangan dan digital di kalangan pelajar, tetapi juga secara fundamental memperkuat rasa cinta dan kebanggaan terhadap rupiah sebagai simbol kedaulatan dan identitas bangsa Indonesia.