Tahukah Anda? Gubernur Jateng Minta ASN Lebih Kreatif dan Inovatif, Hindari Rutinitas!
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong ASN Kreatif Inovatif, menekankan pentingnya terobosan dan inisiatif di luar rutinitas. Apa dampaknya bagi pelayanan publik?

Semarang – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, baru-baru ini secara tegas meminta seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup provinsi tersebut untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menjalankan tugas. Penekanan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan II Tahun Anggaran 2025 yang berlangsung di Semarang. Luthfi menegaskan bahwa hasil maksimal tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan rutinitas yang monoton.
Menurutnya, birokrasi modern tidak bisa lagi hanya berorientasi pada eksekusi anggaran semata. Diperlukan adanya terobosan, inisiatif, serta kesadaran kolektif untuk bekerja melampaui kebiasaan normatif yang selama ini ada. Hal ini bertujuan agar setiap program dan kebijakan pemerintah daerah dapat memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat.
Permintaan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan birokrasi yang lebih adaptif dan responsif terhadap berbagai tantangan. Dengan ASN yang lebih kreatif dan inovatif, diharapkan pelayanan publik dapat semakin optimal dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dorongan Terobosan dan Inisiatif Tanpa Batasan Anggaran
Gubernur Ahmad Luthfi menekankan bahwa setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus memiliki keberanian untuk mengambil langkah-langkah kreatif. Inisiatif ini bahkan tidak perlu menunggu alokasi pagu anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan komitmen untuk mendorong inovasi yang tidak terhambat oleh batasan administratif.
Mantan Kapolda Jateng tersebut menyatakan bahwa evaluasi kinerja saat ini memang penting, namun yang lebih krusial adalah orientasi pada hasil nyata. Birokrasi harus mampu menunjukkan dampak konkret dari setiap pekerjaan yang dilakukan, bukan sekadar laporan administratif. Ini sejalan dengan visi untuk menciptakan pemerintahan yang berorientasi pada kinerja dan efisiensi.
Luthfi juga mengingatkan bahwa anggaran yang ada tidak hanya dibelanjakan secara administratif. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus memiliki dampak yang terasa langsung di lapangan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah panggilan untuk penggunaan anggaran yang lebih strategis dan berorientasi pada kesejahteraan publik.
Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja ASN
Evaluasi kinerja ASN juga harus dilakukan secara berkala, maksimal setiap tiga bulan, untuk memastikan progres dan perbaikan. Gubernur Luthfi menegaskan pentingnya penerapan sistem merit secara konsisten dalam setiap aspek kepegawaian. Ini untuk menjamin bahwa promosi dan penempatan posisi didasarkan pada kompetensi dan kinerja, bukan faktor lain.
Secara tegas, Luthfi menyatakan tidak boleh ada istilah “iku wonge gubernur” atau “orang dekat gubernur” di lingkungan dinas. Ia bahkan mengancam akan mencoret nama siapapun yang menggunakan namanya untuk kepentingan pribadi yang tidak profesional. Profesionalisme dan integritas adalah kunci utama dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara.
Seluruh kepala OPD dan pimpinan balai diminta untuk bertanggung jawab penuh atas kinerja unit kerja masing-masing. Gubernur menekankan pentingnya menghindari “sumbatan kerja” yang dapat menghambat efektivitas birokrasi. Ia mengingatkan, “Jangan biasakan yang biasa, biasakan yang benar. Biasanya itu belum tentu benar,” sebuah filosofi yang mendorong perbaikan berkelanjutan.
Peningkatan Kinerja dan Koordinasi Antar-ASN
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau akrab disapa Gus Yasin, turut menambahkan pentingnya peningkatan kinerja yang sudah bagus. Ia mendorong para ASN untuk tidak cepat puas dengan pencapaian yang ada, melainkan terus berupaya untuk menjadi lebih baik lagi.
Gus Yasin juga menekankan pentingnya koordinasi antar-ASN di berbagai tingkatan. “Saling koordinasi. Ini sudah sering saya lakukan, nggak usah sungkan. Saya tekankan ini,” ujarnya. Koordinasi yang baik akan memastikan sinergi antar-unit kerja dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan daerah.
Dengan dorongan untuk menjadi ASN Kreatif Inovatif dan semangat kolaborasi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berharap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Ini adalah langkah nyata menuju birokrasi yang lebih responsif, efisien, dan berorientasi pada hasil.