Tahukah Anda? Menhut Fokus Jaga Kelestarian Satwa Endemik: Harimau Sumatra di Sumbar Jadi Prioritas Utama
Menteri Kehutanan RI menekankan pentingnya menjaga kelestarian satwa endemik, khususnya Harimau Sumatra, dalam kunjungan kerja di Sumatera Barat. Apa saja upaya konservasi yang dilakukan?

Menteri Kehutanan (Menhut) Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian hutan serta satwa endemik, khususnya yang berada di wilayah Sumatera Barat. Penekanan ini disampaikan dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, pada Kamis (31/7), yang kemudian disampaikan kembali oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Ferdinal Asmin, pada Sabtu (2/8).
Kunjungan Menhut tersebut bertujuan untuk meninjau langsung program konservasi Harimau Sumatra yang dilaksanakan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat. Program ini merupakan hasil kolaborasi penting antara BKSDA Sumbar dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo, serta mendapat dukungan penuh dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Dalam kesempatan tersebut, Menhut didampingi oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Mereka bersama-sama meninjau berbagai fasilitas rehabilitasi satwa, termasuk area karantina, klinik satwa, dan lokasi monitoring perilaku satwa liar, menunjukkan komitmen serius dalam upaya pelestarian.
Pesan Penting Menhut untuk Kelestarian Hutan dan Satwa
Ferdinal Asmin mengungkapkan bahwa pesan utama dari Menteri Kehutanan adalah mengenai urgensi pelestarian hutan dan satwa endemik yang ada di dalamnya. Menhut Raja Juli Antoni secara khusus menyoroti pentingnya menjaga ekosistem hutan agar tidak terjadi perusakan yang dapat mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna lokal.
Kunjungan ini tidak hanya sebatas peninjauan, melainkan juga sebagai pengingat akan kesinambungan upaya konservasi yang harus terus digalakkan. Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan berkomitmen penuh dalam memastikan bahwa habitat alami satwa endemik, seperti Harimau Sumatra, tetap terjaga dari ancaman deforestasi dan perburuan liar.
Upaya pelestarian ini menjadi krusial mengingat Harimau Sumatra merupakan salah satu spesies kunci yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Kehilangan spesies ini dapat menimbulkan dampak berantai yang merugikan bagi keanekaragaman hayati dan lingkungan secara keseluruhan.
Peran Krusial Hashim Djojohadikusumo dalam Konservasi
Dalam konteks upaya konservasi di Sumatera Barat, Ferdinal Asmin juga menyoroti peran signifikan dari Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Hashim Djojohadikusumo. Menurut Ferdinal, Hashim memiliki andil besar dalam menjaga ekosistem hutan serta populasi Harimau Sumatra di Ranah Minang melalui inisiatif dan dukungan yayasannya.
Yayasan Arsari Djojohadikusumo dikenal memiliki kawasan hutan yang dikelola dengan prinsip mempertahankan keanekaragaman hayati. Komitmen ini selaras dengan visi pemerintah dalam melestarikan satwa endemik dan habitatnya, menjadikannya mitra strategis dalam program-program konservasi nasional.
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan pihak swasta seperti Yayasan Arsari Djojohadikusumo menjadi model ideal dalam menghadapi tantangan pelestarian lingkungan. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat upaya perlindungan satwa endemik dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi keanekaragaman hayati Indonesia.
Selama kunjungan, Menhut dan Hashim Djojohadikusumo meninjau fasilitas rehabilitasi satwa yang mencakup:
- Fasilitas karantina untuk satwa yang baru diselamatkan atau sakit.
- Klinik satwa yang dilengkapi untuk perawatan medis.
- Area monitoring perilaku satwa liar untuk observasi dan penelitian.