Tahukah Anda Vanili NTB Mendunia? Gubernur Iqbal Lepas Ekspor Komoditas Nontambang ke Amerika hingga Eropa
Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal melepas Ekspor NTB komoditas nontambang seperti vanili, kemiri, dan perabotan ke berbagai negara, mendorong hilirisasi demi kemakmuran daerah.

Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal memimpin pelepasan ekspor berbagai komoditas nontambang dari para pengusaha dan petani lokal. Acara ini berlangsung di Mataram pada Rabu (23/7), menandai upaya signifikan provinsi dalam memperluas jangkauan produk daerah. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi produk lokal di pasar internasional.
Komoditas yang berhasil menembus pasar global meliputi empat ton vanili ke Amerika Serikat, lima ton kemiri ke Jepang, satu kontainer hiasan rumah ke Jerman, serta satu kontainer perabotan ke Spanyol. Pelepasan ini menunjukkan potensi besar Nusa Tenggara Barat di sektor nontambang. Ini juga menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha.
Gubernur Iqbal menekankan pentingnya langkah ini sebagai dorongan bagi semua pihak di provinsi untuk terus meningkatkan produk lokal. Ia berharap semakin banyak produk NTB yang dapat bersaing di kancah internasional. Inisiatif ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi perekonomian daerah.
Peningkatan Ekspor Komoditas Unggulan NTB
Pelepasan Ekspor NTB komoditas nontambang ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan kreativitas masyarakat. Berbagai produk unggulan seperti vanili, kemiri, hiasan rumah, dan perabotan telah berhasil memenuhi standar pasar internasional. Keberhasilan ini menunjukkan daya saing produk lokal yang semakin meningkat.
Gubernur Lalu Muhammad Iqbal menyatakan apresiasinya terhadap kerja keras para pengusaha dan petani. Ia mengungkapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota sangat krusial. Tujuannya adalah untuk terus mendorong peningkatan volume dan diversifikasi produk ekspor. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi NTB di pasar global.
Vanili, salah satu komoditas primadona, dikirim dalam jumlah besar ke Amerika Serikat. Sementara itu, kemiri menemukan pasarnya di Jepang, dan produk kerajinan tangan seperti hiasan rumah serta perabotan diminati di Eropa. Destinasi ekspor yang beragam ini mencerminkan penerimaan yang baik terhadap kualitas produk NTB di berbagai benua.
Dorongan Hilirisasi dan Investasi untuk Vanili NTB
Selain pelepasan ekspor, Gubernur Iqbal juga secara aktif mendorong hilirisasi produk, khususnya vanili kering. Ia melihat potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui pengolahan lebih lanjut. Langkah ini diharapkan dapat mengubah NTB dari sekadar pengekspor bahan mentah menjadi produsen produk olahan bernilai tinggi.
Dalam konteks ini, importir vanili dari Amerika Serikat secara khusus diundang untuk berinvestasi di Nusa Tenggara Barat. Harapannya adalah mereka dapat mendirikan industri pengolahan vanili di daerah tersebut. Keberadaan industri pengolahan akan memungkinkan NTB untuk mengekspor berbagai olahan vanili langsung ke pasar internasional.
Gubernur Iqbal menegaskan komitmen pemerintah NTB, bersama Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya, untuk mendukung penuh investasi tersebut. "Kami bantu investor bisa nyaman investasi di sini," ujarnya. Hilirisasi produk ekspor ini diyakini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Ini akan menjadikan Nusa Tenggara Barat semakin makmur dan mendunia.
Tren Pertumbuhan Ekonomi Nontambang NTB yang Positif
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat secara kuartal ke kuartal mencapai 5,30 persen. Namun, jika kontribusi sektor tambang tidak dihitung, laju pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 3,87 persen. Ini menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi di luar sektor pertambangan.
Pascapandemi COVID-19, laju pertumbuhan ekonomi dari sektor di luar tambang terus menunjukkan tren positif dan mengalami peningkatan bertahap. Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi nontambang mencapai 2,86 persen. Angka ini kemudian naik perlahan menjadi 3,42 persen pada tahun 2022, dan kembali bertumbuh hingga 4,80 persen pada tahun 2023.
Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang melibatkan sektor tambang justru bergerak fluktuatif. Pada tahun 2021, laju pertumbuhan ekonomi tercatat 2,30 persen, lalu naik signifikan menjadi 6,95 persen pada tahun 2022, namun kemudian turun drastis menjadi 1,80 persen pada tahun 2023. Data ini semakin memperkuat argumen untuk fokus pada pengembangan sektor nontambang. Hal ini penting untuk menciptakan stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang di NTB.