Tanggokers dan Pemkab Bangka Selatan Jalin Kerja Sama Selamatkan Ikan Tempalak Mirah dari Kepunahan
Yayasan The Tanggokers dan Pemkab Bangka Selatan berkolaborasi membangun kawasan konservasi untuk melindungi ikan endemik Tempalak Mirah yang terancam punah di Desa Bikang, Bangka Selatan.

Ikan Tempalak Mirah, spesies betta endemik Pulau Bangka yang unik, terancam punah akibat perluasan perkebunan kelapa sawit dan penambangan timah. Untuk menyelamatkan spesies ini, Yayasan The Tanggokers dan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan (Pemkab Basel) berkolaborasi membangun kawasan konservasi di Desa Bikang, Bangka Selatan. Pembangunan ini merupakan upaya untuk melindungi habitat asli ikan yang memiliki warna merah marun menyala, yang dalam bahasa setempat berarti 'mirah' atau kemerahan seperti batu permata.
Pemkab Bangka Selatan memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan kawasan konservasi ini. Swarlanda, Pembina Yayasan The Tanggokers, menyatakan bahwa lokasi di Desa Bikang dipilih karena merupakan habitat asli ikan Tempalak Mirah, yang kini kondisinya rusak akibat perluasan perkebunan kelapa sawit. Upaya penyelamatan habitat ini juga melibatkan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang diminta menghentikan perluasan perkebunan di Desa Bikang.
Kawasan konservasi yang direncanakan memiliki luas minimal satu hektare. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk melindungi ikan Tempalak Mirah, yang juga mencakup pendaftaran Tempalak Mirah sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Daerah Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2024. Pendaftaran ini diharapkan dapat memperkuat pengakuan atas ikan Tempalak Mirah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas Bangka Selatan.
Upaya Konservasi Ikan Tempalak Mirah
Pembangunan kawasan konservasi merupakan langkah strategis untuk melindungi habitat ikan Tempalak Mirah. Kerusakan habitat akibat perluasan perkebunan kelapa sawit menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup spesies ini. Dengan adanya kawasan konservasi, diharapkan habitat ikan Tempalak Mirah dapat dipulihkan dan terlindungi dari kerusakan lebih lanjut.
Selain pembangunan kawasan konservasi, upaya lain yang dilakukan adalah penghentian perluasan perkebunan kelapa sawit di Desa Bikang. Hal ini merupakan langkah penting untuk mencegah kerusakan habitat yang lebih parah. Kerjasama antara Pemkab Bangka Selatan dan perusahaan perkebunan kelapa sawit menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Pendaftaran Tempalak Mirah sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) juga merupakan langkah penting untuk melindungi ikan ini. Pendaftaran ini memberikan pengakuan legal atas ikan Tempalak Mirah sebagai kekayaan daerah Bangka Selatan, sehingga perlindungan hukumnya lebih terjamin.
Makna Tempalak Mirah bagi Bangka Selatan
Meskipun berukuran kecil dan hidup di perairan tenang seperti rawa-rawa gambut dan sungai kecil, ikan Tempalak Mirah memiliki makna besar bagi identitas ekologis dan budaya masyarakat Bangka Selatan. Keberadaan ikan ini bukan hanya sekadar catatan ilmiah, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
Ancaman terhadap keberadaan ikan Tempalak Mirah, seperti penambangan bijih timah dan perluasan perkebunan kelapa sawit, menunjukkan pentingnya upaya konservasi yang terintegrasi. Konservasi ini tidak hanya melindungi spesies ini, tetapi juga melestarikan kearifan lokal dan identitas budaya Bangka Selatan.
Dengan adanya kolaborasi antara Yayasan The Tanggokers dan Pemkab Bangka Selatan, diharapkan upaya konservasi ikan Tempalak Mirah dapat berjalan efektif dan berhasil menyelamatkan spesies endemik ini dari kepunahan. Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan menunjukkan komitmen nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kekayaan hayati Bangka Selatan.
Keberhasilan upaya ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam melakukan konservasi spesies endemik yang terancam punah. Melalui kerjasama yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal, diharapkan upaya konservasi ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan keberlanjutan ekosistem di Bangka Selatan.